Ambon (ANTARA News) - Lelaki di Provinsi Maluku yang menjadi peserta Keluarga Berencana lebih suka memakai kondom daripada kontrasepsi jenis vasektomi atau Medis Operasi Pria (MOP) yang ditawarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di daerah itu.
"Jumlah pengguna kondom dari tahun ke tahun selalu jauh lebih besar dibandingkan MOP," kata Kepala Bagian Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi (KB/KR) BKKBN Maluku , Fredy Kastanya kepada ANTARA di Ambon, Rabu.
Menurut dia, rata-rata pria lebih menyukai kondom ketimbang vasektomi karena kondom gampang didapatkan dan penggunaannya lebih mudah, sedangkan vasektomi berlaku seumur hidup dan harus melalui operasi ringan, yakni dengan menutup saluran keluar sperma.
"Kami menyediakan paket kondom gratis untuk penggunaan beberapa bulan di Puskesmas atau klinik-klinik KB, juga bisa didapatkan di mobil-mobil KB keliling. Sedangkan vasektomi harus dilakukan di Puskesmas atau rumah sakit," katanya.
Namun, Kastanya mengatakan, penggunaan kondom di Maluku terus mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir, yakni 16.982 orang pada 2009. Angka tersebut menurun tajam pada 2010, yakni hanya 12.345 orang dan kembali meningkat sebanyak 15.615 orang pada 2011.
Kendati demikian, jumlah pengguna kondom di Maluku selama 2009 - 2011 yang mencapai 44.942 orang, masih jauh lebih banyak dibandingkan vasektomi yang hanya sebanyak 3.200 orang.
Tercatat ada 1.072 pria yang mendaftar untuk vasektomi pada 2009, tahun 2010 hanya 1.030 orang, sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 1.098 orang.
"Permintaan untuk vasektomi memang sedikit sekali. Itu pun masih mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir ini. Jumlah tersebut juga mengalami fluktuasi," katanya.
Kastanya menambahkan, minimnya informasi tentang KB jenis MOP, pola pikir masyarakat yang masih menyamakan vaektomi dengan dikebiri dan dianggap melanggar aturan agama juga turut berpengaruh terhadap sedikitnya pria yang berminat terhadap alat kontrasepsi jenis ini.
"Kami sedang gencar membuat sosialisasi mengenai kontrasepsi bagi laki-laki. Penggunaan alat kontrasepsi bagi pria menunjukan adanya partisipasi gender, tidak selamanya harus wanita yang menggunakan KB untuk mencegah kehamilan, tetapi kaum lelaki juga bisa," kata Fredy Kastanya. (IVA/S023)