Liputan6.com, Mamuju: Amanah, bocah perempuan berusia delapan tahun warga Kelurahan Binanga, Mamuju, Sulawesi Barat, setiap hari terpaksa mengurung diri di dalam gubuknya yang berukuran tiga kali empat meter persegi. Ia tak berani keluar rumah karena memiliki kelainan pada tubuhnya, yakni kulitnya bersisik. Lantaran itu pula Aminah jadi merasa minder bergaul bersama teman-teman sebayanya. Apalagi, ia kerap jadi sasaran ledekan teman-temannya.
Bahkan, meski usianya sudah delapan tahun, Amanah belum juga bersekolah karena ketiadaan biaya. Kemiskinan membuat Amanah dan keluarga tak berdaya.
Ayahnya, Amri, menderita kelumpuhan sejak lima tahun lalu. Kini tinggallah sang ibu Hasmia menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai kuli pengumpul batu dan pasir di sungai. Jangankan untuk biaya sekolah untuk kebutuhan hidup sehari-hari pun mereka kerap kekurangan dan harus mengutang ke tetangga.
Kemiskinan pula yang membuat Amanah tidak bisa menadapatkan pelayanan kesehatan untuk menyembuhkan atau sekadar memeriksakan penyakitnya. Amanah memang pernah dibawa ke RSUD Mamuju, namun pihak rumah sakit tidak sanggup menangani kelainan yang diderita bocah malang itu. "Sangat tersiksa," kata Amah, belum lama ini.
Hasmia sebenarnya sudah menerima secarik kertas surat rujukan ke rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. Tapi, ketiadaan biaya membuatnya harus mengubur keinginan untuk mengobati kulit bersisik anaknya. Amanah dan keluarga pun hanya bisa melewati waktu dalam kubangan ketidakberdayaan.(IAN)