KOMPAS.com - Para perempuan pasti sangat bahagia ketika menyadari dirinya hamil. Namun ketika si jabang bayi lahir, sebagian perempuan merasakan kecemasan, bahkan mungkin stres. Ada kekhawatiran bahwa mereka tak mampu merawat anaknya dengan baik. Pada sebagian perempuan yang lain, air mata bisa menetes tanpa terkontrol, dan tanpa diketahui sebabnya.
Pergolakan itu umumnya akan terus terjadi dalam empat bulan ke depan. Menurut para peneliti dari brand perlengkapan bayi Munchkin, 4 bulan 23 hari adalah rata-rata waktu bagi para ibu baru untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidupnya yang baru. Setelah lima bulan, para ibu baru akan bangkit kembali karena telah menemukan kepercayaan diri untuk menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi pada diri mereka.
Setelah lima bulan, ibu baru akan mulai mampu memelajari arti tangisan yang berbeda-beda dari si bayi. Mereka tidak lagi khawatir bagaimana menangani bayinya di depan orang lain, selalu siap dengan cemilan dan pakaian ganti, juga tidak lagi menangis karena kelelahan atau frustrasi. Munchkin menemukan penanda lain yang penting bagi ibu, seperti ketika bayi tidur sepanjang malam, atau tidak langsung panik ketika tubuh bayi panas.
"Menjadi ibu pertama kalinya menimbulkan emosi yang campur-aduk, dan bisa sungguh-sungguh kewalahan karenanya. Mempunyai bayi itu hal terbaik yang terjadi pada seseorang, tapi bisa sangat menakutkan juga," papar Claire Rayner, juru bicara Munchkin.
Namanya juga perubahan besar, pasti kita akan merasakan keraguan atau kekhawatiran saat menghadapinya, dan hal ini wajar saja. "Bahwa perempuan begitu peduli, membuktikan bagaimana mereka akhirnya berkembang menjadi ibu yang baik," tambahnya.
Jajak pendapat tersebut menunjukkan, satu dari dua perempuan merasa tegang dan ketakutan saat harus menjadi ibu, dan satu dari empat perempuan merasa benar-benar ketakutan. Perasaan itu meningkat setelah melahirkan, di mana lebih dari separuh perempuan yang disurvei mengaku kewalahan dengan bayangan menjadi ibu.
Sebanyak 57 persen perempuan mengaku bahwa bulan-bulan pertama setelah persalinan sedikit kabur karena mereka begitu khawatir tidak dapat melakukan pengasuhan dengan benar. Dua pertiga dari ibu baru merasa khawatir dan kelelahan, sehingga mereka sering menangis. Sebanyak 47 persen perempuan terkejut dengan lamanya waktu yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan diri menjadi ibu.
Kemudian, sepertiga dari mereka yang disurvei mengeluh pada teman atau anggota keluarganya bahwa mereka merasa tidak bisa menjadi ibu yang baik. Sedangkan seperlimanya justru memilih tidak mengungkapkan kekhawatiran mereka pada siapa pun, karena mereka tidak ingin dikira gagal atau kesulitan menjalani peran barunya. Lucunya, satu dari lima perempuan menganggap pasangannya lebih cepat menyesuaikan diri, dan hal ini malah menimbulkan perasaan iri pada kaum perempuan.
Claire menyarankan para perempuan untuk tidak takut mengungkapkan kekhawatiran kita, dan membiarkan teman-teman, saudara, atau keluarga membantu sebanyak mereka bisa. "Selalu butuh waktu untuk menyesuaikan diri, tapi semakin banyak cara yang bisa ditemukan untuk membantu mereka mengatasinya, semakin cepat rasa percaya diri kita akan berkembang," katanya.
Sumber: The Daily Mail
Editor :
Dini