JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi jika olahraga dapat membantu memelihara kesehatan dan kesegaran seseorang. Manfaat besar lainnya dari aktivitas fisik ini adalah mampu memperbaiki performa otak untuk jangka waktu panjang.
Demikian disampaikan ahli spesialis syaraf dari PacHealth@ThePlaza, dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S saat ditemui dalam acara "How to Boost Your Brain Power through Exercise" di Jakarta, Kamis (27/9/2012).
Menurut Pukovisa, saat seseorang berolahraga akan memicu zat yang dinamakan Brain Derrived Neurotrophic Factor (BDNF) di otak. Zat ini penting untuk regulasi pertahanan dan pertumbuhan sel otak. Saat olahraga, zat BDNF dapat mencapai puncak sampai tiga kali lipat dibandingkan saat beristirahat.
Selain pengaruh zat BDNF yang baik bagi otak, olahraga juga memperlancar jalannya aliran darah ke otak. Seperti telah diketahui, otak memerlukan asupan zat makanan yang diperoleh dari darah.
"Aliran darah ini bisa semakin lancar dengan bantuan olahraga," ujarnya.
Jenis olahraga yang baik untuk otak adalah olahraga dinamik, seperti aerobic, jogging dan berenang. Kegiatan non olahraga seperti menari juga baik karena gerakannya membantu memperlancar aliran darah ke otak lebih optimal.
Dalam kesempatan yang sama, Nino Sujudi dari majalah Men's Health Indonesia menambahkan, olahraga yang baik dilakukan 3 - 5 kali dalam sehari. Olahraga penuh selama 7 hari malah tidak disarankan karena tubuh butuh istirahat dan membentuk otot.
Saat berolahraga sebaiknya tidak memforsir tubuh selama berjam-jam. Setiap satu set olahraga butuh istirahat sejenak sekitar 1 - 2 menit. Agar tidak cedera saat berolahraga, ada baiknya orang melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum dan sesudah olahraga.
"Selain itu fokuskan diri saat berolahraga, rasakan kontraksi otot selama melakukan gerakan. Supaya tidak bosan dalam olahraga maka seseorang perlu memvariasikan latihan. Terakhir, catatlah hasil latihan dalam jurnal sebagai evaluasi," ujarnya.