Kompas.com - Depresi semakin akrab saja dirasakan manusia di zaman modern, terutama para pekerja. Menurut sebuah survei terhadap 7.000 orang di 7 negara Eropa, sekitar 1 dari 10 karyawan menderita depresi.
Gejala depresi dapat dikelompokkan dalam tidak mampu menikmati hidup, sedih berkepanjangan, merasa tidak berguna, suka menyendiri, dan seringkali diikuti dengan keluhan tidak nafsu makan, cepat lelah, dan sulit tidur.
Menurut survei yang dilakukan oleh European Depression Association (EDA) di Inggris, Jerman, Italia, Denmark, Turki, Spanyol, dan Perancis, sekitar 20 persen responden pernah mendapatkan diagnosis depresi. Paling banyak di Inggris (26 persen) dan Italia paling rendah (12 persen).
Akibat dari depresi tersebut, banyak karyawan yang mengambil cuti sakit. Selain itu hilangnya produktivitas karena karyawan tidak masuk kerja atau performa kerja yang menurun menyebabkan ongkos ekonomi tersendiri.
Para karyawan yang pernah menderita depresi mayoritas tidak memberitahu atasan mereka karena takut hal itu bisa mengancam karir mereka.
"Hasil survei ini menunjukkan masih perlunya peningkatan kesadaran dan dukungan bagi pekerja dan atasan untuk mengenali dan mengatur depresi di tempat kerja," kata Dr.Vincenzo Costigliola, presiden EDA.
Sayangnya tidak disebutkan faktor apa sajakah yang membuat para karyawan tersebut depresi. Seperti halnya banyak penyakit metnal, depresi bisa muncul karena berbagai hal seperti trauma, keturunan, hingga stres tinggi dan masalah keuangan.
"Depresi di tempat kerja dampaknya bisa serius karena itu perlu ada perhatian serius," katanya.