Kompas.com - Gaya hidup tidak sehat dan bertambahnya tingkat stres diduga menyebabkan stroke kini lebih sering menyerang orang usia muda. Padahal umumnya stroke lebih banyak menyerang orang berusia di atas 50 tahun.
Jumlah pasien stroke yang berusia 20-54 tahun di Amerika Serikat diketahui naik 13 persen dibandingkan dengan jumlah pasien stroke di tahun 1993 dan 1994. Di Indonesia belum ada angka yang pasti tetapi juga terjadi tren serangan stroke di usia muda.
"Hasil studi ini menunjukkan meski orang muda selalu merasa dirinya sehat tetapi stroke juga bisa dialami mereka," kata Dr.Brett Kissela, dari Universitas Cincinnati College of Medicine.
Menurut American Stroke Association, stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan termasuk dalam penyebab kematian terbesar.
Stroke terjadi bilamana aliran darah ke otak terhambat, sel-sel saraf tidak memperoleh oksigen dan zat gizi. Akibatnya fungsi sel-sel otak tersebut akan mengalami kerusakan permanen, jaringan otak juga akan mati.
Faktor risiko stroke memiliki banyak kesamaan dengan faktor risiko serangan jantung, antara lain tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, gaya hidup terlalu banyak duduk, serta faktor genetik.
Menurut Dr.Ralp Sacco, salah satu peneliti, kurangnya aktivitas fisik diduga menjadi penyebab peningkatan tren stroke di usia muda.
"Ada tiga hal yang difokuskan oleh asosiasi dokter penyakit jantung untuk mewaspadai stroke yakni obesitas, diabetes, dan olahraga. Dalam satu dekade terakhir terlihat adanya perbaikan tekanan darah dan kolesterol, tetapi untuk aktivitas fisik tak banyak berubah," katanya.