KOMPAS.com - Ibu hamil berisiko mengalami berbagai komplikasi kehamilan, dengan ragam faktornya. Salah satunya bumil mengalami keguguran. Apa penyebab keguguran? Ini perlu dicari tahu melalui sejumlah pemeriksaan menyeluruh, bukan hanya pada perempuan tapi juga pihak laki-laki.
Dalam talkshow bertema "Kenali Berbagai Risiko Komplikasi Kehamilan", Dr dr Ali Sungkar, SpOG (K) Fetomaternal, memaparkan perlu penelitian untuk mencari penyebab abortus spontan. "Sebagian besar penyebab keguguran karena kelainan genetik," paparnya di Brawijaya Women & Children Hospital, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Jika keguguran telah terjadi berulang, harus segera diperiksa," tambahnya.
Dr Ali mengatakan, keguguran, 50 persennya karena peran suami dan 50 persen dari istri. Jika terjadi keguguran berulang, perlu dicari tahu apakah terdapat kelainan pada sperma atau kualitas telur yang kurang baik.
"Saat ejakulasi, pria mengeluarkan 75-100 juta sperma sekaligus, dan tidak semua sperma ini berkualitas, bahkan ada yang memiliki kelainan, seperti tidak punya ekor, atau punya ekor tapi tidak ada kepalanya. Sementara dari satu telur yang keluar pada perempuan juga tak selalu dalam kondisi baik," jelas Dr Ali.
Pemeriksaan penting dilakukan pada pasangan yang mengalami keguguran terutama keguguran berulang, karena risikonya berkaitan dengan janin dan pertumbuhan bayi ke depan. Baik suami dan istri perannya sama besar ketika terjadi keguguran, sehingga keduanya perlu menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk mencegah risiko pada kehamilan berikutnya.
Dr Ali menyebutkan, risiko keguguran berulang semakin tinggi. Setelah dua kali keguguran, risikonya 24 persen. Jika keguguran telah terjadi tiga kali, risikonya pun semakin tinggi sekitar 30 persen. Semakin sering keguguran terjadi, setelah empay kali keguguran berturut, risikonya meningkat menjadi 40 persen.
Editor :
wawa