Kompas.com - Diabetes atau penyakit kencing manis masih sering dianggap sebagai penyakit yang disebabkan karena kelebihan gula. Karena itu gula dan makanan manis lain menjadi musuh utama para penderita diabetes (diabetesi).
Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah. Pada dasarnya hal itu terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin secara cukup.
Makanan memang peranan penting dalam peningkatan kadar gula darah. Pada proses makan, makanan yang dimakan akan dicerna di dalam usus dan kemudian diubah menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa. Kemudian glukosa akan diserap oleh dinding usus dan beredar ke dalam aliran darah.
Pada diabetesi, masalahnya adalah kurangnya insulin sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi energi. Gangguan insulin tersebut paling sering dihubungkan dengan kegemukan.
Mengurangi makanan manis atau sumber gula memang dianjurkan untuk mencegah lonjaknya kadar gula darah. Tetapi menurut Dr.Fiastuti Witjaksono, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, seperti halnya orang yang sehat, pengidap diabetes sebenarnya tetap boleh mengonsumsi gula.
"Namun porsi gulanya dibatasi hanya lima persen dari total kalori harian. Kalau misalnya kita mengasup 1.800 kalori itu berarti gula atau karbohidrat yang boleh dikonsumsi hanya 25-30 gram per hari atau sama dengan 3 sendok makan," paparnya.
Dalam buku Diabetes? Siapa Takut? yang ditulis oleh Prof.Sri Hartini Kariadi, Sp.PD, disebutkan bahwa pengaturan makan pada diabetesi adalah untuk menurunkan kadar gula darah mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan, obat, dan aktivitas fisik.
"Makanan diabetesi tidak perlu dibedakan dengan orang normal, tetapi perlu diingat prinsip 3J, yakni jenis makanan, jumlah, dan jadwal makannya," tulis Prof.Sri.
Penuhi prinsip gizi seimbang dengan mencukupi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang berasal dari sumber sehat.
Diabetesi dianjurkan membatasi makanan sumber karbohidrat komplek seperti nasi, mi, jagung, roti, kentang, dan makanan lain yang terbuat dari tepung-tepungan. Sebagai gantinya, perbanyak asupan serat seperti sayur dan buah.
Pada permulaan, diabetesi dianjurkan untuk menimbang makanan sesuai dengan saran dokter. Bila gula darah terkendali, selanjutnya bisa makan dari menu keluarga asal jumlah makanan ditakar. Yang tidak kalah penting adalah mengimbanginya dengan aktivitas fisik.