KOMPAS.com - Penggunaan terapi hormon untuk mencegah penyakit jantung dan osteoporosis pada wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan karena kerugiannya lebih besar dari manfaatnya. Rekomendasi tersebut dikeluarkan oleh panel para dokter di Amerika Serikat.
Panduan terbaru dari U.S Preventive Service Task Force itu dipublikasikan Senin (22/10/2012) dalam jurnal The Annals of Internal Medicine untuk menguatkan rekomendasi tahun 2005.
Meski begitu, terapi sulih hormon untuk tujuan mengurangi gangguan di masa menopause seperti semburan panas (hot flashes), kekeringan vagina, tetap dinyatakan aman. Demikian juga terapi sulih hormon untuk wanita berusia kurang dari 50 tahun yang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan rahim.
"Rekomendasi kami masih sama seperti tahun 2005. Berdasarkan evaluasi dari bukti manfaat dan kerugian dari terapi ini, kami tidak menyarankan terapi sulih hormon untuk pencegahan penyakit," kata Dr.Kirstin Bibbin-Domingo, peneliti dan anggota task force.
Ia menjelaskan, panduan itu dikeluarkan berdasarkan analisa sejumlah studi ilmiah yang menunjukkan bahwa estrogen saja dan estrogen plus progestin memang mengurangi risiko fraktur tulang tapi justru meningkatkan risiko stroke, pembekuan darah, inkontinensia urin, serta penyakit gallbladder.
Sementara itu, hormon estrogen saja memang mengurangi risiko kanker payudara, tapi estrogen dan progestin akan meningkatkan risiko demensia dan kanker payudara.
Panduan itu juga ditujukan untuk memberikan pemahaman salah bahwa wanita usia lanjut yang diberikan terapi sulih hormon akan terhindari dari penyakit jantung dan demensia.
"Jika tujuannya untuk pencegahan penyakit pada wanita yang sehat, ambang keamannya harus tinggi. Dalam kasus ini, kerugiannya lebih besar daripada manfaatnya," katanya.
Panduan tersebut juga tidak dimaksudkan untuk membuat kontroversi, tapi justru menguatkan apa yang terjadi dalam praktik kedokteran.
Menurut Dr.JoAnn Manson dari Harvard Medical School, kebanyakan dokter memang melarang pasiennya melakukan terapi sulih hormon untuk mencegah penyakit kronik.
Sementara itu untuk penanganan keluhan seputar menopause, pada umumnya dokter memberikan terapi hormon dalam dosis rendah dan periode singkat.
"Kecuali jika seorang wanita menderita keluhan menopause yang sedang atau berat dan keluhan itu menurunkan kualitas hidupnya, maka terapi sulih hormon dikatakan lebih besar manfaatnya daripada risikonya," kata Manson.
Wanita dalam penelitian manfaat terapi sulih hormon tersebut memang berusia di atas 60 tahun, karena itu efek terapi hormon pada wanita berusia muda masih akan diteliti.