KOMPAS.com - Sesi wawancara di perusahaan yang baru memang selalu mendebarkan, tak peduli apakah hal itu merupakan pengalaman baru bagi Anda atau tidak. Wawancara yang berlangsung lancar artinya Anda berhak menjalani proses seleksi selanjutnya, atau malah menerima posisi yang Anda incar. Jika wawancara tidak sukses, tentunya Anda harus melupakan impian untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut. Anda bahkan bisa mengetahui bahwa wawancara Anda gagal, dengan menyimpak bahasa tubuh si pewawancara ketika menghadapi Anda. Contohnya seperti di bawah ini:
Berhenti membuat catatan, berulang kali melihat jam tangan, atau memotong jawaban Anda
Pesannya: "Saya bosan mendengar jawaban Anda."
Kalau hal ini terjadi, boleh saja jika Anda mencoba melontarkan pertanyaan pada si pewawancara. "Katakan, 'Jika Anda tidak keberatan, saya punya pertanyaan'," begitu kata pakar bahasa tubuh dan konsultan SDM Susan Constantine memberi contoh. "Saat Anda melakukan hal ini, berhentilah sebentar lalu ganti intonasi suara Anda untuk mendapatkan perhatian mereka. Anda juga bisa menggunakan gerakan tangan ketika berbicara, untuk memberi tekanan dan menunjukkan minat Anda."
Melipat tangan di depan dada (bersedakap), cuping hidung melebar, menggeser pundak atau kaki ke arah pintu keluar
Pesannya: "Saya tersinggung."
Satu-satunya cara untuk mengurangi kesalahan yang tidak Anda sengaja adalah membahasnya secara langsung. Tanyakan apakah Anda telah mengatakan sesuatu yang tidak sopan atau menyinggung perasaan, lalu minta maaflah.
Menyeringai sepintas, atau menaikkan alis mata
Pesannya: "Saya tidak setuju", atau "Saya tidak mempercayai Anda."
Menurut Ronald Riggio, PhD, profesor bidang psikologi kepemimpinan dan organisasi di Claremont McKenna College, jika Anda menganggap komentar Anda mendapat perlawanan, sebaiknya bahas hal itu secara langsung. Sampaikan dengan sopan, "Saya merasa Anda tidak setuju dengan apa yang saya katakan. Ada yang bisa saya jelaskan lebih lanjut pada Anda?"
Membaca CV Anda sepanjang wawancara berlangsung
Pesannya: "Lebih baik saya ada di tempat lain."
Hm... Anda tak perlu khawatir, karena hal ini mungkin bukan kesalahan Anda. Tidak semua orang bisa menjadi pewawancara yang baik. Atau, mereka tidak suka melontarkan pertanyaan pada pencari kerja. Namun Anda masih bisa membuat wawancara ini memuaskan bagi Anda maupun si pewawancara. Caranya dengan mengubah dinamika wawancara. "Anda bisa mengatakan, 'Apa yang bisa saya sampaikan mengenai latar belakang saya, yang bisa membantu Anda menyadari bahwa saya memenuhi syarat untuk posisi ini?"
Meskipun Anda telah mengamati gerak-gerak yang khas dari pewawancara, pastikan Anda tidak menanggapi tanda-tanda positif atau negatif tersebut di luar konteks. Bagaimana pun juga, tidak ada tanda-tanda yang pasti benar mengenai apa yang dipikirkan oleh pewawancara.
"Gunakan tanda-tanda non verbal sebagai petunjuk atau indikasi, tapi jangan langsung mengambil kesimpulan," saran Mark Bowden, penulis buku Winning Body Language. "Contohnya, jika kecepatan mereka meningkat dan mereka sering memotong jawaban Anda, hal ini bisa berarti bahwa mereka kehilangan minat, atau bisa juga karena berusaha mempersingkat waktu."
Agar tidak mengambil kesimpulan yang salah, sebaiknya Anda sudah mengamati gerak-gerik pewawancara sebelum wawancara dimulai. Jika pada dasarnya si pewawancara selalu gelisah atau bermuka masam, kemungkinan hal itu tidak ada hubungannya dengan Anda.
Sumber: Shine
Editor :
Dini