Kompas.com - Handuk yang lembut menjadi pilihan banyak orang ketika memilih perlengkapan mandi yang wajib ini. Padahal, handuk yang lembut belum tentu mampu menyerap air dengan baik sehingga malah membuat kulit lembab dan menjadi tempat tumbuhnya kuman.
Menurut dokter spesialis kulit dr.Vinia Ardiani Permata, Sp.KK, handuk yang baik untuk kesehatan seharusnya mampu menyerap air secara maksimal.
"Sebaiknya pilih handuk yang kelembutannya normal. Kalau terlalu lembut daya serapnya rendah, tapi kalau terlalu kasar juga bisa melukai kulit dan membuat kulit tipis sehingga rentan terkena infeksi kuman atau bakteri," katanya dalam acara coaching clinic yang diadakan oleh Kidzania Jakarta, Kamis (22/11/12).
Handuk yang baik terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi, mulai dari penggunaan kapas hingga pemintalan benang. "Handuk yang berasal dari serat kapas pendek biasanya mudah jebol," kata Ign Suyanto, Quality Assurance Manager PT. Indah Jaya Textile Industry, produsen handuk Terry Palmer, dalam acara yang sama.
Ia menjelaskan, banyak perusahaan tekstil pembuat handuk yang menggunakan pelembut secara berlebihan pada produknya sehingga justru mengurangi daya serap handuk. "Padahal dengan bahan baku pilihan, handuk otomatis lebih lembut tapi mampu menyerap air," katanya.
Ia juga menyarankan agar handuk yang baru dibeli dicuci bersih dua sampai tiga kali tanpa menggunakan pelembut pakaian. "Cuci dulu beberapa kali supaya pelembuhnya agak berkurang sehingga daya serap lebih maksimal," paparnya.
Selain itu, handuk sebaiknya dicuci minimal seminggu sekali menggunakan deterjen namun sebaiknya tanpa pelembut pakaian. "Kalau direndam dengan softener, handuk akan menyerap paling banyak sehingga saat dipakai akan kurang menyerap air," katanya.
Untuk mencegah timbulnya bau pada handuk, selalu jemur atau angin-anginkan handuk setelah dipakai. Perawatan handuk yang baik akan meningkatkan daya pakai handuk.