LaSalle College dan ESMOD Siap Masuk Industri Mode

Cantik dan Gaya - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
LaSalle College dan ESMOD Siap Masuk Industri Mode
Nov 12th 2012, 01:46

KOMPAS.com - Bakat saja terkadang tidak cukup. Agar dapat bersaing dalam platform mode nasional maupun internasional, desainer juga harus membekali diri dengan pendidikan formal. Kombinasi keduanya, ditambah dengan kemauan kuat untuk bekerja keras, niscaya akan membuat desainer muda bertambah maju.

Itulah yang berusaha ditunjukkan oleh para desainer lulusan LaSalle College International Jakarta, dan ESMOD Jakarta dalam peragaan busana mereka di Jakarta Fashion Week 2013, Plaza Senayan, dalam dua kesempatan berbeda (Senin, 5/11/2012, dan Sabtu, 10/11/2012). Melalui show ini mereka membuktikan bahwa mereka siap memasuki industri mode, tak kalah dari para senior mereka.

LaSalle dalam show-nya yang  bertema "Signature" lebih banyak menawarkan koleksi ready to wear, baik yang kasual maupun busana cocktail dan gaun malam. Sebanyak enam brand ditampilkan oleh para alumni maupun siswa-siswa fashion design, yaitu Erwin by Erwin (tema "Solitude"), PiPPA by Fiandini Azzahra dan Novita Setiawan ("Apocalypse"), Nine12 by Adiani Aisyah ("Transitional"), Klaus by Veronica Tanukusuma, Emily Wijaya, dan Cintia Klaus Gading ("Finesse of The Far East"), Jii by Gloria Agatha ("Willow Blues"), dan Artinie by Suhartini ("Lace Attraction").

Cutting peplum sedang banyak digemari, dan beberapa desainer muda ini tak mau menyia-nyiakan momen tersebut. Paling tidak, empat dari delapan busana yang dipamerkan PiPPA menggunakan potongan ini. Sisi feminin dari potongan tersebut diberinya suatu twist dengan gaya quirky, tentu dengan cara yang unik.

Begitu pula Nine 12, yang produknya sudah bisa ditemukan di Marina Bay Sands, Singapura. Salah satu busananya menampakkan modifikasi siluet peplum, di mana garis potongannya diletakkan di bawah dada, bukan di pinggang seperti pada umumnya. Label yang sudah tampil untuk kedua kalinya di JFW ini juga tampak bermain dengan aplikasi bordir. Warna-warna yang digunakan cenderung gelap, seperti hitam, bronze, kelabu, dan beige.

Peplum juga muncul dalam salah satu koleksi gaun pengantin Artinie. Meski begitu, label yang secara khusus menggarap busana pengantin dan couture ini juga menawarkan siluet gaun pengantin yang bervariasi. Dari yang berpotongan lurus hingga ball gown yang memberi kesan mewah dan megah. Artinie banyak menggunakan bahan lace, satin, dan organza, yang dilengkapi dengan batu berharga seperti Swarovski.

Ketiga label yang lain tampil sesuai passion-nya masing-masing. Misalnya, Erwin yang menerjemahkan kerapuhan seorang perempuan yang ingin melindungi dirinya di balik dinding atau topeng melalui penggunaan layer pada busananya yang serbaputih. Klaus yang berusaha menampilkan koleksi busana yang stylish dan nyaman melalui variasi bahan berupa light organza, chiffon, tulle, dan paduan thai silk yang ringan, dengan warna-warna pastel yang lembut seperti gold, lemon, broken white, dengan sedikit aksen neon pink.

Label Jii, yang sudah dua kali tampil di JFW, kali ini memilih piring keramik china dengan motif willow pattern. Jii yang produknya antara lain tersedia di Debenhams, menawarkan outfit berupa atasan tanpa lengan, celana tiga perempat, little white dress, hingga coat.

ESMOD
Sementara itu, ESMOD Jakarta tampaknya lebih bermain konsep pada enam brand yang ditampilkan para alumninya, yaitu Her by Priska Herlambang ("Feminimalism"), Sculpt by Maria Yosephine ("LA Pop in the Sixties"), Qonita Gholib by Qonita Batik Boutique ("Glamours in Classic Beauty"), Khanaan by Khanaan Shamlan ("Colonial Heritage"), Anez by Anna Schmidt, dan Kaisara by Tengku Faradina ("Maxima").

Kaisara ingin mengambil celah busana bergaya Islami, yang juga bisa dipakai oleh perempuan non muslim. Untuk itu ia membuat konsep "Chameleon" di mana kebanyakan busananya terdiri atas dua potong pakaian yang bisa dibuka-pakai dan dipadu-padankan sesuai selera. Koleksi busananya sendiri terinspirasi dari busana gaya Yunani atau Romawi kuno, yang kebanyakan berupa gaun maksi.

Dari Pekalongan, Qonita Gholib Attamimi berusaha memadukan unsur budaya barat dan timur melalui penggunaan bahan batik pekalongan koleksi butik ibunya, Najah Aljuhi, dengan gaya mediteranian. Gaun malam dari batik tulis diperkaya dengan aplikasi bulu, mote, payet kristal, dan mutiara. Bahan yang ringan seperti chiffon sutra yang melayang digunakan untuk menggambarkan angin yang berhembus lembut di pantai mediterania.

Batik pekalongan juga digunakan oleh Khanaan untuk koleksi couture-nya yang terinspirasi dari zaman kolonial Belanda. Percampuran antara pengaruh Eropa dan Jawa kental terlihat, seperti penggunaan bahan crepe silk, taffeta, organza silk, dengan motif-motif batik yang konvensional seperti tejo atau gunungan, kawung, dan kupu-kupu. Secara keseluruhan, garis desainnya terlihat modern dan segar.

Siluet yang lebih feminin dan simpel ditawarkan oleh Her dan Anez. Her menampilkan konsep minimalis dengan sentuhan warna yang lembut, seperti pink, beige, biru tosca, dan peach. Kesan seksi tampak dari belahan pada punggung yang cukup dalam. Sedangkan Anez mengutamakan penggunaan bahan-bahan terbaik, seperti linen, katun, dan sutera, yang dikombinasikan dengan detail yang unik.

Gaya urban kasual di California pada era '60-an menjadi pilihan Sculpt. Jumpsuit, rok jeans, vest yang dilengkapi hood, dan skinny jeans, adalah representasi gaya sixties ala label ini. Untuk koleksi Spring/Summer 2013 ini Sculpt menawarkan warna-warna yang terang, dengan permainan color-blocked, serta motif dan aplikasi bunga-bunga besar. 

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post