SURABAYA, KOMPAS.com - Pemilihan Puteri Indonesia tingkat daerah terus bergulir. Kali ini Jawa Timur mengadakan pemilihan untuk menentukan wakil daerahnya mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2012 , yang rencananya kan diselenggarakan April 2013 mendatang. Nuansa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan mencuat dari ajang ini.
Setelah melalui proses seleksi terpilihlah 15 finalis Puteri Indonesia daerah jawa Timur. Kelima belas finalis ini mengikuti karantina selama tiga hari dari Jumat 30 Desember hingga Minggu 2 Desember 2012 lalu.
Tuntutan menjadi seorang Puteri tidak hanya cantik dan pintar, tapi ia juga harus peduli pada sesama dan lingkungan sekitar. Selain kepedulian terhadap budaya, pariwisata, sosial, kepedulian pada lingkungan juga kental dalam diri para finalis. Puteri-puteri yang berhasil menjadi finalis berasal dari berbagai pelosok Jawa Timur seperti Bayuwangi, Madura, Malang, Blitar dan masih banyak lagi. Mereka ingin mengenalkan banyak potensi pariwisata di Jawa Timur yang belum terangkat. Mulai dari wisata alam yang indah hingga makanan khas dan budayanya. Untuk itu lingkungan yang nyaman serta bersih adalah keharusan.
Dalam kesempatan ini para Puteri mengunjungi lokasi pengolahan sampah terutama pengolahan sampah organik menjadi kompos. Finalis juga meninjau daerah di Surabaya RW 07, kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng yang warganya telah mengolah sampah basah dalam gentong menjadi pupuk kompos.
"Pemisahan sampah merupakan langkah awal untuk pengolahan. Tapi langkah selanjutnya adalah mengolah sampah organik di rumah menjadi pupuk kompos. Dengan begitu rumah hanya akan memiliki sampah kering," ujar Dra.Ec. Sri Endah Nurhayati, Direktur Yayasan Bangun Pertiwi, sebuah LSM yang bergerak dalam pengelolaan sampah dan lingkungan sehat.
Kegiatan ini menjadi satu dalam masa karantina untuk memberikan pengetahuan serta lebih menggerakan hati Puteri Jatim untuk peduli lingkungan.
"Lingkungan sudah menjadi sebuah wacana di seluruh dunia. Dan Sampah adalah masalah yang patut dicermati apalagi Surabaya adalah kota terbesar kedua yang juga tak terlepas dari pengolahan sampah tersebut," ujar Wiwiex Soedarno, ketua panitia penyelengara pemilihan Puteri Indonesia daerah Jawa Timur.
"Saya sangat tersentuh dan mendapat banyak pengetahuan tentang lingkungan, terutama masalah sampah. Selama ini tak menyangka bahwa hal kecil dapat berdampak begitu besar. Saya baru sadar bahwa saya sendiri pun menyumbang sampah begitu banyak. Kegiatan ini menyadarkan bahwa hubungan manusia terhadap lingkungan harus dijaga baik dan sama pentingnya dengan menjaga hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia,"ujar Dyah Wahyu Utami, Finalis no 6 Puteri Indonesia Jatim.
Acara ditutup oleh penanaman pohon di lahan terbatas lingkungan RW 07 oleh salah satu finalis no 2, Martina Trisiskawaty sebagai simbolis komitmen seluruh finalis Puteri Indonesia kepada lingkungan untuk mengurangi sampah sedikit mungkin.