Kompas.com - Masyarakat diminta tidak menyentuh unggas yang mati bersamaan karena ada kemungkinan hewan itu terinfeksi flu burung atau H5N1. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
"Jika warga melihat ada unggas yang mati secara bersamaan jangan disentuh, jangan panik dan laporkan kepada petugas kesehatan untuk ditangani," kata Nafsiah kepada pers, di Ternate, Maluku Utara, Rabu.
Nafsiah menyatakan hal itu menanggapi meluasnya unggas mati dan adanya warga yang meninggal karena flu burung. Kasus terbaru itu adalah seorang bocah laki-laki berinisial IT (4) yang merupakan warga Kampung Nagreg, Desa Gorowong, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Menkes berada di Ternate untuk menghadiri Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono.
Dikatakan Nafsiah, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pertanian sudah mengirimkan instruksi ke petugas di semua daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terkait berkembangnya lagi penyakit mematikan itu.
"Seluruh petugas kesehatan terutama survailance disiagakan sehingga begitu terjadi langsung dilaporkan," kata Menkes.
Menkes juga mengimbau agar masyarakat jangan panik kalau melihat unggas seperti burung, ayam, bebek, mati pada saat bersamaan dan jangan dipegang. Anak-anak dan orang tua, katanya, sebaiknya menjauhi unggas yang mati agar menghindari infeksi.
"Kalau sudah terlanjur ada yang pegang dan mengalami demam, batuk flu maka segera memberitahu petugas kesehatan dan itu dirujuk ke rumah sakit yang dilatih untuk melakukan pengobatan," katanya.
Mengenai korban tewas terakhir atau yang kesembilan orang, kata Nafsiah, korban tidak dapat diselamatkan karena pasien pindah-pindah dari dokter ke satu dokter. "Dokter tidak diberitahu kalau korban sebelumnya memegang bangkai unggas," katanya.
Nafsiah mengatakan, selama 2012 sudah ada sembilan orang meninggal akibat flu burung dan mereka beragam usianya. "Kita betul harus waspada jangan sampai meluas," katanya.
Dari hasil pemantauan Kemenkes, kata Nafsiah, wilayah penyebaran H5N1 terbanyak di Pulau Jawa. Angka kematian itik akibat virus itu mencapai 320.000 ekor di Jawa. Kematian unggas secara masif itu terjadi dalam hitungan hari.