Kompas.com - Anak-anak sangat bergantung pada indera mereka untuk memahami dunia di sekitarnya. Karena itu mata yang sehat dan penglihatan yang prima sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Gangguan penglihatan bisa memengaruhi kemampuan balita mengembangkan koordinasi tangan dan mata, persepsi, dan keterampilan dasar lainnya. Pada anak yang lebih besar gangguan penglihatan akan mengganggu kemampuan akademik dan olahraga mereka.
Sayangnya orangtua kerap mengabaikan kesehatan mata anaknya. Penelitian menunjukkan hanya satu dari tiga anak berusia 6-16 tahun yang mendapatkan pemeriksaan mata tahun lalu. Sebuah penelitian juga menunjukkan 90 persen anak usia sekolah yang harusnya memakai kacamata tidak mendapatkannya.
Pemeriksaan mata seharusnya dimulai sejak bayi lahir untuk mendeteksi adanya kelainan. Kemudian pemeriksaan diulangi saat bayi berusia 6 bulan, 3 tahun dan saat anak berusia 5 tahun. Pemeriksaan yang rutin akan membantu dokter memprediksi risiko gangguan penglihatan yang mungkin dimiliki anak.
Anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan pada umumnya menunjukkan gejala tertentu. Orangtua sebaiknya mewaspadai dan segera memeriksakan anaknya ke dokter mata jika:
- Anak sering sakit kepala dan mual yang tidak disertai penyakit.
- Sering mengucek matanya.
- Memiliki reaksi ekstrim pada cahaya yang terang.
- Sulit mengikuti objek dengan matanya.
- Sering mengeluarkan air mata atau mata memerah.
- Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu.
- Kesulitan membaca atau merasa mual setelah membaca.
- Menonton televisi terlalu dekat.
- Memegang buku terlalu dekat ke wajah.
- Menulis dengan kepala terlalu dekat ke buku.