KOMPAS.com – Teknik rekayasa kehamilan melalui proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dapat mempengaruhi ukuran bayi ketika dilahirkan, demikian menurut sebuah studi baru dari Finlandia yang dimuat jurnal Human Reproduction edisi Desember.
Penelitian menunjukkan, embrio yang dikulturkan dalam waktu lebih lama (sekitar 5-6 hari) sebelum ditransfer ke rahim ibu cenderung dilahirkan dengan ukuran lebih besar untuk usia gestasionalnya, dibandingkan embrio yang dikulturkan dalam waktu lebih singkat (hanya sekitar 2-3 hari). Embrio yang proses kulturnya lebih lama juga cenderung lahir dengan ukuran tidak lebih kecil dari usia gestasionalnya. Usia gestational merupakan masa yang menunjukkan berapa lama janin dalam kandungan.
Menurut riset sebelumnya, bayi hasil bayi tabung berisiko lebih besar mengalami kelahiran prematur dan bobot yang rendah. Sejumlah faktor yang terkait kehamilan dan proses IVF menjadi penyebab adanya hubungan tersebut . Sejauh ini, masih sedikit penelitian yang memantau pengaruh lamanya embrio dikembangkan dengan berat badan bayi saat dilahirkan.
Dalam studi ini, peneliti dari University of Helsinki menganalisa informasi dari 1.079 orang bayi (tanpa bayi kembar) yang dilahirkan oleh ibu yang menjalani teknik IVF. Telur dari ibu diambil kemudian dibuahi di laboratorium, kemudian dilakukan pengulturan selama satu sampai enam hari dan selanjutnya ditransfer ke rahim ibu. Menurut American Pregnancy Association, proses pengulturan terjadi selama dua sampai tiga hari sebelum kemudian ditransfer ke dalam rahim.
Dari sejumlah bayi yang didata dengan masa pengulturan embrio selama 2-3 hari, para peneliti melihat ada 10 persen yang lahir dengan berat badan kurang untuk usia gestasionalnya, 10 persen yang lahir dengan berat badan berlebih, dan 80 persen dilahirkan dengan berat badan normal, yaitu dengan rata-rata berat 7,7 pound atau sekitar 3,4 kilogram. Sedangkan dengan masa pengulturan 5-6 hari, maka 19 persen dilahirkan dengan berat lebih besar, dan 3 persen dilahirkan dengan berat lebih kecil.
Bayi yang dilahirkan dengan ukuran kecil memiliki risiko komplikasi seperti kadar gula darah yang rendah dan kecacatan syaraf, dan risiko penyakit jantung ketika menginjak usia dewasa. Namun dengan dilahirkan lebih besar, bukan berarti tidak ada risiko, bisa jadi mereka memiliki risiko obesitas.
Besarnya tubuh bayi ketika dilahirkan juga kemungkinan bisa terjadi karena pengaruh besarnya indeks massa tubuh ibu sebelum hamil. Sedangkan faktor usia, ketidaksuburan ibu, dan metode fertilisasi tak berpengaruh.