KOMPAS.com - Kalau hubungan berpasangan tak berjalan mulus, bisa jadi salah satunya karena kebiasaan mengulangi pola hubungan yang buruk. Saatnya mengubah kebiasaan buruk yang berpotensi mengganggu hubungan atau menutup kesempatan untuk membina hubungan baru yang lebih sehat, serta mengakhiri pengalaman pahit dalam hubungan yang kerap berulang.
Menurut para pakar, ada tiga cara yang umumnya dilakukan untuk mengatasi hubungan buruk yang kerap berulang. Yakni, bersama pasangan berupaya menjalani kebiasaan positif, mengikuti terapi pasangan, dan menjalani terapi individu.
Meski begitu, sejumlah pakar memberikan 12 pilihan strategi lainnya untuk memiliki pola hubungan lebih sehat dan bahagia:
1. Lupakan masa lalu.
Seseorang yang mengalami hubungan buruk berulang, tanpa disadari, sedang mengulangi pola hubungan buruk yang dialami sejak masa kecilnya. Psikolog Dr Karen Sherman menyarankan, kalau Anda mengalami hubungan buruk berulang, coba cermati pola hubungan di masa kecil. Kalau Anda menemukan ada pola hubungan yang masih berlangsung hingga kini dari masa kecil, segera kembalikan diri Anda pada masa sekarang. Temukan akar masalah dan pecahkan, lalu mulailah menjalani pola hubungan baru demi masa depan lebih baik.
2. Tuliskan harapan.
Kenali lagi diri sendiri, apa sebenarnya yang Anda inginkan dalam sebuah hubungan. Tuliskan dalam selembar kertas, dengan tulisan tangan Anda sendiri, buat dua kolom. Satu kolom untuk menuliskan daftar keinginan dalam hubungan, satu kolom lagi berisi fakta yang Anda dapatkan dalam hubungan. Selalu simpan kertas ini dalam dompet Anda, untuk membantu Anda mengubah kebiasaan buruk dalam hubungan.
3. Visualisasi.
Mulailah membayangkan kebahagiaan yang akan Anda raih saat mulai meninggalkan kebiasaan buruk dalam hubungan. Bayangkan Anda dan pasangan menjalani hubungan yang penuh penghargaan, saling menyayangi, dan bahagia bersama dalam hubungan yang lebih sehat.
4. Terbuka dengan teman perempuan.
Anda bisa mencari dukungan dari teman-teman perempuan yang juga sedang berusaha menjalani transisi dari hubungan buruk. Bangun ikatan emosional bersama mereka, berbincanglah lebih sering dengan teman-teman perempuan Anda. Pembicaraan dengan teman-teman perempuan "sependeritaan" bisa membantu Anda mengatasi hubungan buruk yang kerap berulang, papar psikiater Dr Eryn Oberlander.
5. Rawat tubuh.
Berikan perhatian pada tubuh Anda. Lakukan olahraga, pijat tubuh untuk relaksasi, pakai wewangian atau perawatan kulit dengan keharuman yang membuat Anda merasa lebih tenang, nyaman, bahkan merasa lebih seksi.
6. Mencari ide segar berkencan.
Saat hubungan lagi-lagi berakhir, hadiahi diri sendiri dengan buku, majalah, bahan bacaan lainnya terkait hubungan berpasangan yang sehat. Pelajari ide atau konsep baru dalam menjalin hubungan. Ubah pola kencan yang lama,mulailah dengan hal baru.
7. Identifikasi kebiasaan buruk.
Penulis, Amanda Jennings mengatakan Anda takkan bisa mengubah kebiasaan buruk kalau tak pernah mengindentifikasi hal apa saja yang kerap membuat Anda gagal membina hubungan. Cermati lagi, dengan jujur, kebiasaan apa yang memberikan kontribusi buruk pada hubungan. Mudah saja menyalahkan orang lain, tapi penting untuk juga melihat ke dalam diri sendiri demi masa depan hubungan yang lebih sehat.
8. Waspada.
Bersikaplah waspada pada kebiasaan buruk dalam diri, yang tak disadari bisa merusak hubungan. Gagal membina hubungan berpasangan juga disebabkan karena diri sendiri tak sadar masih menyimpan kebiasaan buruk dalam keseharian. Kebiasan inilah yang menjadi racun dan terus menerus menggerogoti pola hubungan personal.
9. Kontrol diri.
Sekali saja Anda mampu mengindentifikasi kebiasaan buruk dalam hubungan, dan lebih waspada terhadapnya, akan lebih mudah untuk mengontrolnya. Dengan begitu Anda bisa mencegah dari kemungkinan terjerumus kembali ke dalam pola hubungan buruk.
10. Berhenti bertengkar.
Jika saat ini Anda masih menjalin hubungan, namun polanya tak sehat membuat Anda tak merasa bahagia, segera temukan solusinya. Hentikan kebiasaan bertengkar, rehatlah dari perselisihan. Kebanyakan pasangan menjalani hubungan dengan kendali otomatis, tanpa menyadari ada berbagai masalah yang pelan-pelan menggerogoti hubungan. Berikan perhatian, curahkan pikiran untuk selalu menjaga hubungan dalam kondisi sehat. Jangan biarkan kebiasaan buruk menguasai pola hubungan, saran terapis pernikahan, Kathe Skinner.
11. Hati-hati dengan bahasa tubuh.
Komunikasi berpasangan didominasi oleh bahasa tubuh. Lebih peka lah dengan bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi dengan pasangan. Perhatikan juga bahasa tubuh pasangan saat merespons sikap Anda. Kalau terjadi kontradiksi, bahasa tubuh si dia tak sesuai dengan harapan Anda begitupun sebaliknya, temukan solusi bersama. Amarah bisa mereda kalau Anda dan pasangan bisa saling memahami, menghargai satu sama lain bukan hanya dari perkataan tapi bahasa tubuh yang dimunculkan.
12. Saling mendengarkan.
Bersikap reaktif terhadap pasangan, tanpa mau mendengarkan apa kebutuhannya menjadi sumber perselisihan. Anda dan pasangan perlu saling mendengarkan untuk bisa mendapatkan pola hubungan lebih sehat. Saling menghargai dengan mendengarkan satu sama lain akan memunculkan emosi positif ketimbang saling adu argumen tanpa akhir.
Sumber: Your Tango
Editor :
wawa