Kompas.com - Banyak orang yang mengaku jadi tidur lebih nyenyak setelah menenggak alkohol di malam hari. Tetapi penelitian menunjukkan sebaliknya. Alkohol mengurangi bagian tidur REM atau fase bermimpi.
Dalam sebuah review terhadap 27 studi diketahui alkohol memang membuat orang lebih cepat tertidur dan tidur lebih dalam. Tetapi fase tidur REM, yang terjadi 90 menit setelah tidur berkurang.
Fase tidur REM yang berkurang disebut bisa menyebabkan kita jadi mudah ngantuk di siang hari, sulit berkonsentrasi, dan mengurangi kebutuhan untuk tidur. Alkohol juga bisa menyebabkan ketergantungan.
"Alkohol menekan pernapasan sehingga bisa menyebabkan sleep apnea atau henti napas saat tidur yang terjadi sepanjang malam," kata Irshaad Ebrahim, direktur medis The London Sleep Centre, Inggris.
Terlepas dari berapa banyak kadar yang diminum, alkohol dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan mulai tertidur. Selain itu, minum alkohol juga peningkatan tidur nyenyak selama paruh pertama malam. Namun, pada paruh berikutnya akan terjadi gangguan tidur. Para peserta kebanyakan terbangun dan tidak dapat melanjutkan tidur. Demikian yang ditemukan oleh para peneliti.
Namun menurut Ebrahim minum alkohol dalam skala ringan akan berdampak minimal. "Efek jangka pendek dan langsung terasa dari alkohol adalah berkurangnya waktu untuk tertidur. Efek inilah yang menyebabkan banyak orang insomnia yang menggunakan alkohol sebagai cara untuk tidur," katanya.
Menurut Scott Krakower, alkohol membuat banyak orang merasa mereka gampang tidur. "Alkohol bukanlah obat tidur. Jika Anda bergantung pada alkohol untuk tidur, Anda beresiko mengalami jalan saat tidur atau gangguan memori," kata pakar bidang kecanduan ini seperti dikutip WebMD.