Chef New York Larang Pelanggan Memotret Makanan

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Chef New York Larang Pelanggan Memotret Makanan
Jan 30th 2013, 11:20

KOMPAS.com - Kebiasaan orang untuk berdoa sebelum makan, kini digantikan dengan ritual memotret hidangan yang akan dinikmati, begitu kata banyak orang. Meng-upload foto makanan ke Instagram atau Twitter pun sudah menjadi keharusan, entah apa maksudnya. Ingin membuat orang lain ngiler, atau untuk menunjukkan bahwa ia seorang petualang kuliner sejati.

Namun, ternyata ada pihak yang tidak menyukai ritual baru ini, dan dia bukan teman-teman Anda yang ngiler melihat makanan tersebut, melainkan beberapa chef dari New York City. Menurut New York Times, kini ada beberapa chef yang melarang pelanggan memotret makanan yang dihidangkan di meja.

David Chang, chef dari Momofuku Ko, dan Moe Issa, chef dari Brooklyn Fare, adalah dua juru masak yang membuat peraturan tersebut. Ada juga beberapa chef lain yang hanya meminta pelanggan untuk mengurangi kebiasaan tersebut, atau meminta menonaktifkan lampu flash agar tidak mengganggu pelanggan lain yang tengah bersantap.

Bouley, restoran hidangan Perancis di kawasan Tribeca, tidak melarang pelanggan memotret hidangan. Namun jika Anda ingin membuat kenang-kenangan tentang makanan yang Anda santap, Anda harus masuk ke dapur untuk memotret pesanan Anda sebelum disajikan di meja.

Chef David Bouley, pemilik restoran ini, mengatakan bahwa aturan di restorannya memang lebih fleksibel. "Tujuan kami adalah agar Anda memelajari sesuatu tentang bahan-bahan atau teknik yang digunakan untuk memasak," begitu pesan yang disampaikannya melalui Twitter.

Peraturan yang dibuat di restoran-restoran fine dining ini ternyata ditanggapi secara serius di kalangan pengguna Twitter. Bahkan presenter berita di Today Show, Al Roker, memberikan dukungannya untuk para pelanggan. Menurutnya, memotret makanan itu hak para pelanggan.

"Mau bilang apa, begitu saya membelinya, (makanan) itu milik saya," serunya. "Memangnya Anda mau apa, datang dan mengambil makanan itu dari mulut saya?" Ia menambahkan bahwa kalau pelanggan memotret hidangan yang disajikan, itu artinya mereka sangat menikmati sajiannya. "Mengapa Anda malah mengeluh?"

Beberapa restoran yang lain di New York City justru mengakomodasi kebiasaan baru para penikmat makanan ini. Comodo, sebuah restoran Amerika Latin, bahkan memungkinkan pelanggan meng-upload foto-foto menu makanan mereka pada "menu Instagram". Belum lama ini, restoran OpenTable juga membeli Foodspotting, aplikasi food photography seharga 10 juta dollar untuk memudahkan pelanggan melakukan social-media sharing.

"Memotret makanan di restoran itu sekarang menjadi bagian dari kultur media sosial, dan saya menyambutnya di seluruh restoran saya. Dari tempat-tempat yang lebih mahal seperti Mesa Grill dan Bar Americain, hingga outlet-outlet burger saya," papar Bobby Flay, pemilik beberapa jaringan restoran di New York City.

Ia justru merasa bangga kalau pelanggannya meluangkan waktu untuk mendokumentasikan hidangan yang dinikmatinya, kemudian mengirimkan foto bergambar menu Shrimp Tamale atau Cioppino dari restorannya. "Itu kan iklan gratis. Saya sih bilang, 'Ayo, foto yang banyak!'" katanya.

Meskipun begitu, Al Roker mengingatkan pada penontonnya untuk tidak membesar-besarkan hal ini. Toh, kita melakukannya hanya untuk bersenang-senang. Ada banyak hal di dunia ini yang lebih penting untuk dibahas.

Baca juga:
Restoran yang Bising Lebih Menarik Pengunjung
Bolehkah Memulas Lipstik di Meja Restoran?
Ingin Dilayani Lebih Cepat di Restoran?
6 Tips Makan Sendirian di Restoran

Sumber: Today

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post