Kompas.com- Jika diabetes tidak dikendalikan dengan baik, lama kelamaan akan terjadi berbagai gangguan pada organ tubuh, terutama ginjal. Mencegah terjadinya gagal ginjal bahkan disebut sebagai kunci panjang usia pasien diabetes.
Tugas ginjal adalah membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolik sisa metabolisme tubuh. Untuk melaksanakan fungsi itu, ginjal dilengkapi dengan kumparan pembuluh darah halus yang disebut glomerulus, serupa dengan filter kecil.
Jika ginjal tidak bisa berfungsi baik, zat-zat sisa tadi tak dapat dikeluarkan dengan sempurna. Hasilnya, zat-zat sisa akan menumpuk dan meracuni tubuh.
Menurut para peneliti dari The University of Washington menderita penyakit ginjal berarti meningkatnya risiko kematian pasien diabetes.
Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Society of Nephrology yang mengamati usia harapan hidup 15.000 pasien dalam periode 10 tahun menemukan, penyakit ginjal ditemukan pada 42,3 persen pasien diabetes (diabetesi).
Selain itu 7,7 persen pasien ginjal yang bukan diabetesi meninggal pada periode penelitian. Risiko itu meningkat menjadi 11,5 persen pada diabetesi, tetapi tidak menderita penyakit ginjal. Sedangkan pada diabetesi yang punya penyakit ginjal risiko kematiannya naik sampai 31,1 persen.
"Orang yang menderita diabetes melitus punya faktor risiko penyakit kardiovaskular dan kematian, sehingga penyakit ginjal termasuk dalam mayoritas penyebab kematian," kata Dr.Maryam Afkarian, ketua peneliti.
Untuk mencegah kematian tersebut, ia menyarankan agar pasien diabetes berusaha lebih keras mencegah penyakit ginjal atau melakukan terapi yang intensif.
Menurut Cathy Moulton, penasehat dari Diabetes UK, jika dideteksi sejak awal, penyakit ginjal diabetik bisa dikendalikan menggunakan obat-obatan hipertensi.
Untuk melihat kondisi kesehatan ginjal, disarankan melakukan tes darah atau mengecek kadar kolesterol secara rutin.