KOMPAS.com — Pemeriksaan fisik, gejala penyakit, serta riwayat kesehatan orang tua saja dianggap belum memadai bagi dokter untuk mendiagnosis anak menderita pneumonia atau radang paru. Dokter disarankan untuk melakukan foto rontgen.
Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Belanda setelah dilakukan foto x-ray, diketahui ada 140 pasien yang terdiagnosis pneumonia. Sementara jika tanpa foto x-ray hanya 41 pasien yang terdiagnosis.
Penyakit pneumonia menimbulkan gejala batuk, demam, mual, muntah, atau nyeri dada. Pada beberapa kondisi infeksi ini bisa menyebabkan seseorang dilarikan ke unit gawat darurat, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Pada tahun 2009, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS memperkirakan 1,1 juta orang Amerika dirawat di rumah sakit karena radang paru dan 50.000 di antaranya meninggal.
Menurut penelitian yang dipimpin Dr Saskia van Vugt dari University Medical Center di Utrecht, Belanda, kebanyakan dokter hanya menggunakan penilaian terbaiknya dalam menentukan apakah pasiennya terinfeksi pneumonia. Ini karena dokter tak mungkin melakukan foto rontgen pada setiap pasien yang menunjukkan gejala infeksi.
Dari penelitiannya tersebut, akhirnya bisa diketahui seberapa akurat penilaian dokter terhadap diagnosis pneumonia. Hanya 29 persen kasus yang terdiagnosis dengan benar.
Sebagian dokter memang sudah melakukan pemeriksaan rontgen pada pasien yang dicurigai terinfeksi radang paru. "Memang tidak semua pasien diminta foto rontgen karena itu terkait dengan biaya," kata Dr Joseph Rencic, dokter di Boston, seperti dikutip Reuters.