KOMPAS.com – Sarapan adalah waktu makan yang terpenting dalam sehari. Sarapan menjadi penting karena inilah waktu makan pertama setiap hari. Sehingga, sarapan bukannya asal memasukkan makanan atau minuman ke dalam tubuh, tetapi juga perlu diperhatikan kandungan gizi yang ada di dalamnya.
Satu butir telur atau satu gelas susu untuk sarapan masih belum cukup
-- Hardinsyah
"Selama ini orang berpikir hanya minum air, kopi, atau teh sudah sarapan, atau hanya makan sepotong kue kecil sudah dianggap sarapan. Padahal itu belum cukup untuk dikatakan sarapan. Sarapan harus memenuhi 15-30 persen kebutuhan gizi harian sebagai bagian gizi seimbang," jelas Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Hardinsyah, Selasa (8/1/2013) kemarin dalam acara Deklarasi Pekan Sarapan Nasional (PESAN) di Jakarta.
Menurut Hardinsyah yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, masih banyak masyarakat yang salah memaknai sarapan. Hal ini mungkin karena masih banyak yang belum tahu manfaat sarapan. Sarapan tidak bisa diartikan makan pagi atau minum pagi saja. Paling tidak, sarapan harus mengandung karbohidrat dan protein seimbang, ditambah dengan vitamin dan mineral.
"Satu butir telur atau satu gelas susu untuk sarapan masih belum cukup. Paling tidak menu sarapan bisa terdiri dari nasi, lauk pauk berprotein seperti telur, potongan timun atau tomat, sabutir apel atau pisang dan minuman," paparnya.
"Kebutuhan vitamin dan mineral memang paling sulit dipenuhi saat sarapan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein yang relatif mudah didapatkan hanya dari nasi dan lauk. Maka sebisa mungkin tetap sisipkan sayuran atau buah dalam sarapan," tambahnya.
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Slamet Riyadi Yuwono menambahkan bahwa sarapan sangat penting artinya bagi kecerdasan anak. "Sarapan terutama penting bagi usia anak sekolah. Di usia ini, adalah masa otak masih berkembang yang sangat menentukan kecerdasan berpikir, berperilaku, dan emosional."
Menurutnya, dengan kebiasaan sarapan, anak-anak sekolah akan lebih cerdas dan akan bertumbuh menjadi generasi yang dapat memajukan bangsa dan negara. Maka ia selalu mendukung upaya dari berbagai pihak yang selalu menginformasikan tentang sarapan sehat.
Bukan hanya bermanfaat bagi kemampuan berpikir, aktivitas fisik, dan emosional. Ternyata, sarapan pun bermanfaat untuk meningkatkan kedisiplinan. Hardinsyah menegaskan, sudah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan pentingnya sarapan, tetapi terkait manfaatnya dalam meningkatkan kedisiplinan belum banyak diketahui.
"Sarapan dilakukan dari jam 5 sampai jam 9 di pagi hari. Maka, jika terbiasa sarapan, pasti bangun lebih pagi, baik untuk mempersiapkannya maupun makannya. Terlebih jika ada batasan waktu masuk sekolah, pasti akan lebih disiplin lagi," ujarnya.