KOMPAS.com - Kalau ada merek jeans yang mengklaim bahwa produk mereka bisa membentuk lekuk tubuh atau mengangkat bokong sehingga tidak terlihat melorot, mungkin Anda akan membelinya. Tetapi jika ada merek jeans yang mengklaim mampu melembutkan kulit yang sensitif, bahkan mampu mengurangi selulit, apakah Anda memercayainya?
Percaya atau tidak, yang jelas inilah yang ditawarkan oleh merek denim Wrangler. Pada 28 Januari nanti, merek asal Amerika ini akan merilis lini khusus bernama "Spa Denim" yang didistribusikan melalui toko ritel online asal Inggris, Asos. Lini khusus ini akan dilengkapi dengan bahan pelembab, dan terdiri atas tiga gaya yang berbeda, yaitu gaya Aloe Vera, Olive Extract, dan Smooth Legs.
Aloe Vera menawarkan jeans yang mampu melembutkan kulit sensitif, dengan sensasi yang dingin. Olive Extract memberikan perawatan untuk melembabkan. Sedangkan Smooth Legas tergolong paling kontroversial, karena mengklaim dapat mengurangi tampilan selulit pada kulit.
"(Celana jeans ini) Dilengkapi dengan ekstrak algae, retinol, dan kafein, dan telah diuji secara klinis oleh Institut Adriant di Perancis. Setelah empat minggu mengenakan jeans ini selama delapan jam sehari, lima hari seminggu selama lebih dari enam minggu, 69 persen dari responden mengklaim bahwa penampilan paha mereka telah membaik," demikian menurut sebuah artikel di The Telegraph.
Menurut Wrangler, manfaat antiselulit dari spa denim ini akan berakhir setelah 67 sampai 95 kali pemakaian, dengan catatan Anda tidak mencucinya sama sekali selama itu. Jika Anda kurang nyaman dengan kotoran yang menempel pada jeans, Anda bisa membeli refill dalam bentuk spray untuk menyegarkan kembali perawatan pada jeans-nya.
Semua ini memang baru klaim dari produsennya. Jika kita amati, metode pengujiannya agak sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sulit membayangkan kita harus memakai jeans yang sama lima hari seminggu, selama enam minggu. Meski Anda bisa menggunakan refill, namun Anda tidak bisa menghilangkan kotoran yang menempel bukan?
Beberapa pakar menyatakan pendapat yang berbeda-beda mengenai efek dari jeans ini.
"Tidak mungkin produk antiselulit bisa bekerja melalui jeans. Dosis yang diperlukan tak mungkin bisa dihantarkan dengan cara ini," papar Dr Esra Ogru, Direktur Pelaksana Phosphagenics, sebuah perusahaan bioteknologi. Menurutnya, sebagai ahli biologi molekuler dan pakar kulit, tidak ada data atau ilmu yang dapat mendukung tipe produk semacam ini. "Produk itu murni bergantung pada marketing, tanpa memiliki kredibilitas apa pun."
Di lain pihak, Dr Jeffrey Benabio, Direktur Kaiser Permanente di San Diego, mencoba mengaitkan perbaikan selulit dari penggunaan materi yang ketat. Menurutnya, tekanan pada selulit akibat pakaian yang ketat, pembungkusan, atau pemijatan, dapat memperbaiki tampilan selulit secara sementara. Caranya dengan mendorong kembali lemak ke kantung kecil dari jaringan ikat.
"Apa pun hasilnya, sifatnya hanya sementara. Membeli jeans ini hanya untuk mendapatkan manfaat (mengurangi) selulit rasanya tidak sepadan dengan uang yang dikeluarkan," ujar Dr Benabio.
Jika Anda bandingkan, krim antiselulit pun biasanya tak akan langsung terlihat hasilnya. Anda harus rutin mengaplikasikannya untuk melihatnya berangsur-angsur berkurang. Namun, tidak ada satu cara pun untuk membuatnya benar-benar hilang. Begitu pun halnya dengan jeans yang dihargai 136 dollar (sekitar Rp 1,3 juta) ini. Jika khasiatnya sudah hilang, haruskah kita membeli sepasang jeans lagi?
Sumber: Shine
Editor :
Dini