Kompas.com - Dari setiap 15.000 orang di dunia, diperkirakan ada satu penderita kerancuan jenis kelamin atau awam biasa menyebutnya kelamin ganda. Penyebabnya belum jelas, tetapi para ahli menyatakan ketidakseimbangan hormon saat kehamilan sebagai pemicunya.
Kerancuan kelamin atau dalam istilah medis disebut ambiguous genitalia, adalah kondisi yang jarang terjadi di mana kelamin bayi tidak terbentuk secara sempurna sehingga menimbulkan ketidakjelasan apakah berkelamin laki-laki atau perempuan. Misalnya, seseorang memiliki kelamin eksternal laki-laki, padahal secara internal memiliki organ seks perempuan, atau sebaliknya.
Ada juga kasus hermaprodit, atau berkelamin ganda yakni memiliki organ reproduksi laki-laki dan perempuan sekaligus. Yang paling sering adalah kerancuan kelamin atau pseudohermaprodit.
Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, Wimpie Pangkahila, dari Universitas Udayana, Bali, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/1/2013), menjelaskan bahwa kelamin ganda disebabkan oleh banyak faktor, termasuk ketidakseimbangan hormon ibu saat mengandung janin.
"Kerancuan jenis kelamin atau pun kelamin ganda terjadi karena ketidakseimbangan hormon saat kehamilan. Bisa karena faktor lingkungan, genetik atau makanan," kata Wimpie.
Dalam situs kesehatan WebMD, disebutkan penyebab cacat lahir seperti kerancuan kelamin belum dipahami dengan benar. Terapi, hormon seperti progesteron saat hamil diketahui dapat meningkatkan risiko hypospadias atau ketidaknormalan posisi genital.
Fluktuasi hormon saat hamil, seperti kegagalan testis janin memproduksi hormon testosteron atau kegagalan tubuh menanggapi testosteron juga diketahui dapat meningkatkan risiko kerancuan jenis kelamin pada bayi dan masalah genetik lainnya.
Gangguan hormonal tersebut jika tidak didiangosis dan diterapi sejak dini dapat menyebabkan terlambatnya pubertas dan risiko penyakit lain, seperti osteoporosis.
Kasus terbaru dalam ketidakjelasan jenis kelamin terjadi di Bogor, Jawa Barat. Seorang anak peremuan, ATP (6) telah diganti kelaminnya menjadi laki-laki melalui operasi kelamin di RSCM Jakarta atas permintaan kedua orangtuanya. Saat ini orangtuanya tengah meminta keabsahan pergantian kelamin tersebut secara hukum di Pengadilan Negeri Cibinong, Kabupaten Bogor (Warta Kota/8/1/13).