Laboratorium Uji Doping Butuh Kerja Sama Pemerintah

New Feature - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Laboratorium Uji Doping Butuh Kerja Sama Pemerintah
Jan 29th 2013, 05:01

BANDUNG, KOMPAS - Indonesia akan memiliki laboratorium pengujian doping senilai Rp 150 miliar. Dana didapat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Laboratorium itu perlu bantuan pemerintah untuk bisa memeriksa minimal 3.200 contoh dalam setahun agar bisa mendapat akreditasi internasional.

Laboratorium yang berlokasi di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu merupakan bangunan lima lantai seluas 4.000 meter persegi. Laboratorium ini mulai dibangun pada Agustus 2012, yang rencananya selesai akhir 2012. Namun, pengerjaan molor karena cuaca.

Menurut Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Wawan Gunawan Abdul Kadir, beberapa bagian gedung seperti ruang auditorium, audio visual, hingga toilet belum rampung. Bila sudah beroperasi, laboratorium ini memiliki kapasitas menangani 5.000 contoh per tahun.

Menurut Wawan, keberadaan fasilitas ini bakal membantu Indonesia. Selama ini, pengujian doping para atlet dilakukan di Malaysia. Contoh urine atau darah atlet dikirim ke Malaysia dengan tarif pemeriksaan 300 dollar AS (sekitar Rp 2,9 juta) per contoh. ITB ditunjuk Kemenpora karena laboratorium itu juga digunakan sebagai sarana penelitian bidang farmasi.

"Fasilitas seperti ini dibutuhkan menjelang perhelatan kompetisi olahraga semisal SEA Games ataupun Pekan Olahraga Nasional," katanya.

Menurut Wawan, pihaknya akan mengacu standar Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Untuk mendapatkan sertifikasi, laboratorium itu harus meneliti setidaknya 3.200 contoh. Karena itu, dia berharap pemerintah bisa mengarahkan contoh atlet untuk diperiksa di laboratorium di Bandung. Untuk bisa bersaing dengan negara Asia Tenggara lain, ITB mengupayakan tarif pengujian bisa lebih terjangkau.

Keuntungan dari mendapatkan sertifikasi WADA adalah bisa diikutsertakan dalam pengujian acak untuk acara olahraga internasional. Laboratorium di Bandung bisa saja mendapatkan contoh atlet yang berlaga di olimpiade atau acara internasional lain untuk diuji.

Perpustakaan pusat

Pada hari yang sama diresmikan perpustakaan pusat ITB dengan koleksi 270.000 buku dan akses jurnal elektronik.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Pusat ITB Mahmudin, tahun ini dianggarkan Rp 4,8 miliar untuk berlangganan 16 basis data jurnal elektronik. Dengan fasilitas jaringan nirkabel, mahasiswa ITB diharapkan terbantu dengan koleksi jurnal elektronik.

"Masyarakat umum bisa menjadi anggota meski hanya bisa mengakses 50.000 buku sumbangan dari mantan Rektor ITB Doddy Tisna Amidjaja," kata Mahmudin. (eld)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post