Kompas.com - Obat generik adalah pilihan bagi banyak orang untuk mendapatkan obat dengan zat aktif yang sama tetapi harga lebih murah dibanding obat bermerek. Tetapi obat generik untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dinilai kurang efektif.
Penelitian klinis mengenai efektivitas obat HIV generik tersebut sudah dilakukan di Amerika Serikat. Obat generik itu juga harus dikonsumsi tiga kali sehari sehingga kepatuhan minum obat lebih rendah karena alasan lupa.
Saat ini obat HIV yang direkomendasikan untuk pasien yang baru terdiagnosa HIV adalah pil tunggal (Atripla) yang dikombinasikan dengan tiga merek obat antiretroviral seperti tenovoir, emtriva dan sustiva.
Obat HIV generik yang baru diperkenalkan ini disebut memiliki cara kerja yang sama dengan emtrivia. Versi generik obat sustiva juga diharapkan segera hadir dalam waktu dekat. Dengan demikian pasien bisa mendapatkan obat dengan harga murah dibanding obat paten.
"Hasil penelitian ini membuat para pengambil keputusan berada dalam situasi sulit, bahkan secara etik tidak mungkin untuk merekomendasikan obat generik ini," kata Dr.Rochelle Walensky, ketua peneliti.
Ia menjelaskan, jika regimen obat generik itu dikonsumsi dengan baik dan patuh, meski agak kompleks, akan memberikan hasil yang efektif dengan regimen standar. Namun, jika pasien tidak patuh minum obat risiko kegagalan pengobatan lebih tinggi.
Obat generik mungkin lebih bisa diterima dari sisi finansial tetapi dari sisi kesehatan pasien kurang baik. Setelah diperhitungkan, dari setiap 15 pasien yang mengganti obatnya dengan regimen generik, satu pasien yang juga terinfeksi hepatitis punya kesempatan besar sembuh dari infeksi hepatitis itu.
Pengobatan yang efektif bukan hanya membantu mereka yang terinfeksi HIV untuk hidup sehat dan bugar, tapi juga mencegah risiko mereka terkena infeksi baru.