KOMPAS.com - Rambut rupanya menjadi perhatian perempuan Jepang sejak belia. Mewarnai rambut menjadi kebiasaan bahkan gaya hidup kalangan muda di Jepang. Penata rambut profesional asal Jepang, Shunsuke Sugai, mengatakan sejak remaja, perempuan Jepang suka mewarnai rambutnya. Selain suka mewarnai rambut, perempuan Jepang juga senang mengeriting rambutnya.
"Kebanyakan selepas lulus SMA, usia 19-20 mereka mulai mewarnai rambutnya," tutur Sugai di sela peluncuran produk perawatan rambut asal Jepang, Syoss di FX Sudirman, Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Menurut Sugai, tren rambut termasuk pewarnaan rambut di Jepang banyak mendapatkan pengaruh Eropa. Perempuan Jepang menyenangi warna rambut seperti coklat gelap, ash, juga pirang.
Sugai, yang berkarier di salon asal Jepang di Jakarta sejak tiga tahun silam, mengakui kebiasaan mewarnai rambut juga mulai berkembang di Indonesia, terutama di Jakarta, tempatnya bekerja.
"Semakin banyak perempuan Indonesia yang mewarnai rambutnya,"tuturnya.
Ia membandingkan, di Jepang sekitar 70 persen perempuan mewarnai rambutnya. Sedangkan di Indonesia sekitar 20 persen perempuan mulai menggemari kebiasaan ini. Angka ini diambil dari gaya hidup perempuan terkait penampilan rambutnya. Artinya, jika dibandingkan perawatan rambut atau penataan rambut, pewarnaan rambut belum menjadi gaya hidup perempuan Indonesia (hanya 20 persen). Sementara di Jepang, mewarnai rambut sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya.
Editor :
wawa