KOMPAS.com - Martell Cognac, penghasil cognac dari Perancis, menggelar pameran seni bertema "Exquisite Glam: A Night Art with Martell" pada 1-4 Februari 2013 di Designclopedia Center, Menara Thamrin, Jakarta. Pameran ini sebagai bentuk apresiasi Martell terhadap lima seniman urban dari lima bidang seni yang berbeda, sekaligus agar generasi muda tahu lebih banyak tentang kekayaan seni di pusat kota Jakarta.
Lima perupa: Peter Tjahjadi (fotografer), Shawnee Putri (pelukis), Nus Salomo (seniman cahaya), Syagini Ratna Wulan (seniman instalasi), dan ISIS (label busana) diberi kebebasan untuk mencipta sesuai hatinya. Anda yang hadir untuk menyaksikan pameran ini diharapkan dapat menikmati suguhan sebuah "paket" ilham para perupa yang jauh dari kesan rumit dan menghibur.
"Lima perupa ini kami pilih karena sangat cocok dengan 'DNA' Martell, yaitu seni kontemporer. Mereka juga seniman yang berhubungan dengan struktur, yang matching dengan seni kontemporer," tutur Edhi Sumadi, General Manager Pernod Ricard Indonesia, saat pembukaan pameran di Designclopedia Center, Jakarta, Jumat (1/2/2013) lalu.
Peter Tjahjadi merekam kehidupan gemerlap Jakarta dalam karya bertema "Becoming Worldly". Karya-karya fotonya diletakkan di atas susunan kotak-kotak kubus geometris, yang bisa dinikmati satu-persatu ataupun secara utuh. Shawnee Puti, pelukis abstrak ekspresionis, memamerkan empat karya lukisan (dan satu karya video art) yang kuat dalam simbol-simbol sehingga memungkinkan penikmat lukisan masuk dalam perjalanan yang imajinatif.
"Lukisan saya seringkali keluar dari alam bawah sadar. Tetapi, kita tidak usah mikir yang ribet saat menikmatinya. Pakai hati aja, kalau suka silakan, kalau nggak suka ya cari yang lain. Nggak usah dianalisa terlalu dalam," ujar Shawnee, yang mengaku banyak terinspirasi dari warna, fashion, dan musik.
Melalui karyanya, Nus Salomo menunjukkan ketertarikannya pada cahaya ketika berinteraksi dengan benda-benda seni, yang terbuat dari material fiber glass, bambu, dan obyek daur ulang yang digunakan dengan laser cut. Sedangkan Syagini menampilkan tiga karya yang menggambarkan bahwa cinta pun bisa menjadi sebuah keliaran dan berkonotasi subversif.
Satu perupa lagi, ISIS, lebih dikenal sebagai label busana yang dimotori oleh Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda. Meskipun lebih berpengalaman merancang busana, keduanya menganggap tawaran untuk mengisi pameran instalasi ini sebagai suatu tantangan. Mereka menampilkan dua instalasi seni yang masih bercitarasa fashion, salah satunya menggunakan lukisan karya Atty Alamsyah (ibu Amot) sebagai busana.
ISIS juga akan tampil dalam puncak acara yang akan digelar pada 7 Februari 2013 di Skye Bar and Restaurant, Menara BCA, Jakarta. Puncak acara ini dikemas sebagai rangkaian pertunjukan seni yang menggabungkan peragaan busana dengan karya seni kontemporer. ISIS akan menghadirkan koleksi bertema Secret Ceremonial, terdiri atas 40 outfit bergaya ladylike. Sebanyak 30 model dan 10 sosialita akan tampil memeragakan koleksi ini.
Editor :
Dini