KOMPAS.com - Perjalanan Kecap Bango untuk menambah kenikmatan citarasa dalam tiap masakan keluarga Indonesia kini sudah berjalan 85 tahun. Produk kecap ini berawal ketika Tjoa Pit Boen mendirikan usaha kecap rumahan di kawasan Benteng, Tangerang, pada tahun 1928. Karena kualitas dan rasa kecapnya terus dijaga, Kecap Bango terus berkembang sampai sekarang.
"Kecap Bango bisa bertahan sampai saat ini karena konsistensinya untuk menjaga kualitas sepenuh hati, yang tercermin dalam penggunaan bahan terbaik dan proses pembuatan yang otentik," ungkap Ainul Yaqin, Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk, saat "Syukuran 85 Tahun Bango" di Oasis Restaurant, Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2013) lalu.
Apa sebenarnya rahasia kenikmatan Kecap Bango? Rahasianya ternyata terletak pada penggunaan empat bahan dasar kecap, yaitu kedelai hitam, gula kelapa, garam, dan air.
"Untuk benar-benar mendapat citarasa yang gurih alami, kedelai yang digunakan adalah kedelai hitam varietas Mallika. Sedangkan gula kelapanya sendiri dipilih dengan gula dari nira kelapa yang dikaramelisasi," jelas Marieska Widhiana, Senior Brand Manager Bango. Perpaduan bahan dasar ini akan menghasilkan rasa manis dan gurih alami, kental, dan warna hitam yang pekat.
Selama 85 tahun, Bango juga mengalami banyak perkembangan, salah satunya adalah dengan menghadirkan varian kecap Bango baru, yaitu Kecap Bango Manis, Pedas, dan Gurih. "Kecap ini merupakan perpaduan dari kedelai hitam, gula dengan paduan cabe hijau dan bawang, sehingga menghadirkan rasa yang lengkap dan lebih nikmat," tambahnya.
Festival Jajanan Bango
Dalam perayaan ulang tahun ini Bango juga memperkuat komitmennya untuk selalu melestarikan warisan kuliner nusantara, antara lain dengan membuat tayangan televisi bertajuk "Bango Cita Rasa Nusantara", dan membuat kumpulan resep warisan kuliner nusantara melalui website www.warisankuliner.com.
Sebagai bentuk kelanjutan dari upaya pelestarian kuliner nusantara ini Bango juga akan kembali menggelar Festival Jajanan Bango (FJB). Ajang kuliner ini nantinya akan digelar di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta (13 April), Surabaya (24 Februari), Bandung (9 Februari), Semarang (31 Maret), dan Malang (17 Maret).
Praktisi kuliner Bondan Winarno bahkan punya harapan lebih dalam penyelenggaraan FJB ini. "Saya berharap Bango tidak hanya mengadakan festival kuliner ini di Indonesia saja, tapi juga di luar negeri, dengan menghadirkan makanan khas Indonesia," tutur Bondan, yang pernah membawakan acara Wisata Kuliner di televisi.
Berbeda dari tahun sebelumnya, FJB kali ini akan mengangkat tema "Legenda Kuliner Nusantara". Dalam pelaksanaannya nanti akan hadir sepuluh penjaja makanan yang sudah melegenda dari seluruh Indonesia. Mereka antara lain Sate Klatak Mak Adi Yogyakarta, Tahu Telor Cak Kahar Surabaya, Mie Koclok Mas Edy Cirebon, Oseng-Oseng Mercon Bu Narti Yogyakarta, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, dan lain-lain.
Editor :
Dini