KOMPAS.com - Setelah dua hari (atau mungkin hanya dua jam) menjalani pekerjaan baru, mungkin terlintas di benak Anda: "Apa yang telah kulakukan?" Sesaat setelah menyadari lingkungan kerja tak cocok ataupun lebih buruk dari tempat sebelumnya, Anda mungkin ingin berhenti secepatnya dari tempat kerja baru. Kendati demikian, langkah yang diambil untuk berhenti ternyata juga membawa implikasi, berikut di antaranya:
Membuat atasan baru dan rekan kerja marah:
Ketika Anda masuk, rekan kerja maupun atasan dapat saja berpikir, dengan kedatangan Anda sekarang mereka bisa kembali melakukan pekerjaan mereka sendiri. Jika Anda berhenti, sama artinya mereka dipaksa melalui proses pencarian secara keseluruhan lagi dan melakukan beban pekerjaan yang lama sementara waktu.
Anda tidak akan pernah kembali:
Banyak perusahaan memiliki "kebijakan tidak mempekerjakan kembali". Mereka memiliki daftar yang diperuntukkan bagi orang yang telah meninggalkan dengan terlalu cepat tanpa prestasi kerja.
Merusak reputasi alumnus maupun jurusan pendidikan Anda
Tindakan Anda berhenti terlalu cepat juga dapat melukai departemen maupun sekolah Anda. Meninggalkan perusahaan terlalu cepat tanpa alasan kuat dapat menyebabkan perusahaan berpikir, "Kami tidak akan pernah mempekerjakan seseorang dari lembaga pendidikan atau universitas itu lagi."
Membentuk pola tidak sehat:
Jika Anda berhenti dari pekerjaan terlalu cepat, apa yang dapat menghentikan Anda dari melakukan hal yang sama lagi, lagi, dan lagi? Tentunya, kecenderungan keluar kerja terlalu cepat mudah terulang ketika Anda pernah melakukannya.
Kendati jauh di lubuk hati Anda sudah memutuskan meninggalkan pekerjaan, jangan gegabah memilih langkah. Pikirkan jika keputusan berhenti dengan cara buruk juga dapat memengaruhi prospek dalam jangka pendek maupun masa depan Anda kelak. Selain itu, Anda juga dapat menghadapi masalah baru yang mengganggu keseharian karena tindakan gegabah Anda.
(Tabloid Nova/Laili)
Editor :
Dini