KOMPAS.com - Para orangtua pasti was-was dengan segala pemberitaan mengenai pemerkosaan atau pelecehan seksual terhadap anak. Apalagi, ada korban pemerkosaan yang sampai hamil dan melahirkan anak di usia tingkat sekolah dasar. Namun, orangtua diharapkan tidak sekadar khawatir, tetapi juga mendorong anak untuk selalu berbicara ketika mereka sedang mengalami penganiayaan seksual.
Seperti diberitakan kemarin, Rabu (6/2/2013), seorang bocah perempuan berusia 9 tahun melahirkan bayi perempuan di Mexico. Bayi perempuan itu lahir melalui operasi Caesar pada 27 Januari lalu di Zoquipan Hospital, Jalisco, dengan berat badan 2,7 kg. Ibu dan si bayi sehat-sehat saja, namun si ibu yang masih berumur 8 tahun saat hamil tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sedangkan ayah si bayi yang baru berusia 17 tahun dikabarkan melarikan diri.
Dafne, begitu nama anak perempuan malang ini, bukan satu-satunya anak yang sudah menjadi ibu di usia yang masih sangat muda. Tahun lalu juga diberitakan bocah perempuan usia 10 dari Colombia yang melahirkan, dan anak perempuan China berusia 9 tahun yang melahirkan bayi laki-laki pada 2010.
Masa pubertas memang bisa terjadi usia 8 tahun di kalangan anak perempuan, namun orangtua punya kewajiban membantu anak mereka memahami apa yang sedang terjadi dengan tubuh mereka. Dafne, misalnya, dikabarkan tidak mengetahui kehamilannya sampai usia kehamilannya tujuh bulan. Saat itulah kekasihnya, remaja 17 tahun tersebut, mengajaknya untuk hidup bersama.
Karena bocah perempuan ini menolak, remaja laki-laki tersebut memutuskan untuk pindah ke kota lain. Ada kemungkinan ia akan dituntut dengan tuduhan penganiayaan seksual terhadap anak atau pemerkosaan, tergantung situasinya.
"Orangtua (anak perempuan itu) bekerja sepanjang hari, dan tidak mengawasinya. Karenanya mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi," tutur Lino Ginzalez Corona, juru bicara kantor jaksa di negara bagian Jalisco.
Kita sebenarnya bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini. Kasus ini menandakan bahwa kebanyakan orangtua mengalami masalah komunikasi dalam keluarga. Tanpa sadar, orangtua seringkali masih menganggap anaknya sebagai "bayi". Mereka tidak tahu bahwa masa pubertas sudah terjadi pada usia 8-13 tahun (anak perempuan), dan 9-14 tahun (anak laki-laki). Menstruasi dan mimpi basah merupakan puncak dari masa pubertas, sehingga seharusnya orangtua sudah mendampingi anak sebelum puncak masa pubertas ini.
Oleh karena itulah, Monica Beyer, penulis buku Baby Talk, mendorong orangtua untuk membiasakan komunikasi yang terbuka dengan anak-anak berapa pun usia mereka. Penganiayaan seksual memang bukan topik yang menyenangkan untuk dibahas bersama anak, namun perlu dilakukan agar anak tahu bahwa orangtuanya selalu mendengarkan ketika ada orang yang menyakiti mereka.
Berikan penjelasan, bahwa mereka bisa memberitahukan pada Anda ketika mereka disakiti, diganggu, disentuh, atau diolok-olok dengan cara apa pun yang membuat mereka tidak nyaman. Sejak kecil ajarkan pada anak mengenai bagian tubuh mereka dengan sebutan yang pantas namun mudah mereka pahami. Jelaskan bahwa bagian tubuh tersebut hanya boleh digunakan oleh mereka sendiri dan secara pribadi.
Sampaikan juga bahwa Anda tidak akan pernah menghakimi mereka karena apa yang mereka sampaikan pada Anda, melainkan justru karena Anda ingin membantu. Satu-satunya hal yang dibutuhkan anak ketika hal seperti ini terjadi adalah dukungan dan penghiburan Anda.
Baca juga:
Risiko Tak Memantau Masa Pubertas Anak
Banyak Ortu Tak Tahu Anak Mulai Puber
Sumber: SheKnows
Editor :
Dini