KOMPAS.com - Ketika cuti melahirkan sudah habis, ibu bekerja harus kembali ke kantor dan meninggalkan si kecil di rumah. Akan tetapi karena masih menyusui, satu-satunya cara untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah membuat stok ASI dengan memerasnya. Nah, yang perlu Anda perhatikan kemudian adalah di mana Anda harus menyimpan ASI perah ini.
Karena ASI tidak disimpan pada "tempat" yang sebenarnya, Anda harus memastikan ASI tetap terjaga kesegarannya dengan melakukan langkah-langkah berikut:
1. Selalu cuci tangan dan kuku lebih dulu sebelum memerah ASI. Saat memerah ASI, pastikan Anda menggunakan wadah yang bersih (higienis), terutama jika Anda memerah secara manual dengan tangan. Tetapi jika menggunakan pompa ASI, umumnya wadah higienis ini sudah tersedia.
2. Perhatikan waktu memerah ASI. Setelah diperah, ASI hanya bisa bertahan selama enam jam saja. Jika tak disusukan dalam waktu enam jam, sebaiknya masukkan ke dalam lemari es.
3. ASI perasan harus dijaga agar tetap dingin, bahkan ketika dibawa bepergian. Gunakan saja termos es yang berisi es batu atau tas kecil yang khusus untuk menjaga kondisi tetap dingin (tas es krim).
4. Jika tak disusukan dalam waktu 48 jam sejak dipompa, ASI perasan harus dibekukan. Namun bekukan secara bertahap, awali dengan mendinginkan ASI dalam lemari es kemudian bekukan dalam freezer.
5. Jangan mencampur ASI hasil perasan yang baru dengan yang lama.
6. Cantumkan label yang berisi tanggal dan jam pemompaan pada ASI yang dibekukan. Bila akan digunakan, hangatkan terlebih dulu. Namun jangan panaskan ASI dalam microwave. Keluarkan ASI beku dari freezer ke pendingin sampai mencair, kemudian keluarkan dari pendingin dan biarkan sampai mencapai suhu ruang. Setelah itu baru dihangatkan. Cara ini akan membantu menjaga kualitas ASI agar tak rusak karena perubahan suhu yang terlalu ekstrim.
7. Hangatkan ASI perahan dengan cara mengaliri botol susu dengan air panas (bukan mendidih) yang keluar dari keran atau teko. Cara lain untuk menghangatkannya adalah merendam botol ASI dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas.
8. Teteskan ASI yang sudah dihangatkan pada tangan untuk mengecek suhu ASI sebelum disusukan ke bayi. Suhu ASI tidak boleh lebih hangat dibanding suhu tubuh.
Sumber: Buku Panduan Praktis Perawatan Ibu dan Bayi dari Johnson's Baby
Editor :
Dini