KOMPAS.com - Seiring perjalanan waktu, guratan, kerut merut, dan bintik hitam bertebaran di wajah. Bahkan punggung mulai membungkuk. Itu tanda-tanda penuaan. Sebagian orang memilih cara-cara alami untuk memperoleh kesegaran tubuh dan wajah mereka.
Di antara kehijauan ragam tanaman berkhasiat (herbal) di Taman Sringanis, wajah Endah Lasmadiwati (65) yang putih bersih, segar, dan sorot mata tajam memancarkan kecantikan dan kesegaran alami. Setidaknya seminggu sekali Endah menyambangi kebun percontohan herbal dan pusat belajar kesehatan mandiri Taman Sringanis di Cipaku, Bogor. Ada sekitar 400 jenis herbal di kebun yang didirikan Endah tahun 1992.
Endah ikhlas saat "menghadiahinya" kulit yang tak sekencang ketika berusia 30 tahun, apalagi seperti gadis usia 20 tahun. Namun, dia tidak rela kehilangan kesehatan, kelincahan, dan kehidupannya.
"Hari ini kita bincang-bincang sampai pukul satu siang saja, ya. Saya harus kembali ke Jakarta membantu suami saya membuka klinik," ujar Endah merujuk klinik akupunktur milik suaminya, Putu Oka Sukanta, di Jakarta Timur. Semua pekerjaan rumah, termasuk membantu suami menjalankan klinik akupunktur, dilakukan Endah tanpa bantuan asisten rumah tangga.
Untuk aktivitas di Taman Sringanis, Endah mendapatkan bantuan 10 karyawan guna membuat ekstrak, simplisia, dan merawat kebun percontohan itu. "Saya juga mengajar masyarakat ke daerah-daerah untuk sehat mandiri dan memanfaatkan herbal di sekitar tempat tinggal mereka," ujarnya.
Apa rahasia awet muda Endah? Jawabannya tidak jauh dari Taman Sringanis. "Ini mengkudu bagus lho untuk menyegarkan dan memutihkan kulit. Mengkudu juga menyehatkan paru. Kalau paru tidak terpelihara, kulit bermasalah dan mengering," ujarnya sambil menunjukkan buah mengkudu segar di atas meja.
Ada pula temulawak yang bermanfaat bagi kesehatan lever dan kulit. Di samping temulawak tergeletak sepiring daun pegagan kering, yang menurut Endah berkhasiat sebagai antipikun, menyehatkan ginjal, dan pendorong pembentukan sel baru. "Jika ada orang yang datang mencari obat awet muda, biasanya diberikan temulawak, pegagan, atau mengkudu," ujarnya.
Namun tidak cukup mengonsumsi herbal. Bagi Endah, yang terpenting justru energi awet muda yang bermula dari pikiran. "Terlalu sering kecewa, kelebihan ambisi, dan berbeban pikiran justru paling cepat bikin tua. Makanya, saya sering menganjurkan orang untuk banyak menyanyi, berpikir positif, ikhlas, dan berkegiatan yang berguna," ujar Endah yang tak ingin bergantung pada industri dan dokter untuk dapat awet muda.
Nenek bukan nenek-enek
Aktris Widyawati justru merasa usia 63 sebagai berkah. "Saya selalu bilang kepada orang-orang, saya sudah nenek, tetapi belum nenek-nenek lho, ha-ha-ha," ujar perempuan yang sudah dikaruniai cucu ini.
Perempuan yang pernah menjadi bintang iklan sebuah suplemen vitamin awet muda itu meyakini kesehatan tubuh akan memancarkan kesegaran, kemudaan, dan kecantikan dari dalam berapa pun hitungan usianya. "Orang sulit terlihat awet muda tanpa kesehatan tubuh walaupun memakai make-up setebal apa pun," ujar Widyawati yang baru saja menjadi bintang dalam pergelaran operet Badai Kasih pada 9 Februari lalu. Ia juga bermain sebagai ibu dalam film Rectoverso.
Agar tetap awet muda, Widyawati menjalankan pola makan sehat, istirahat teratur, dan vitamin seperlunya. Sejak 15 tahun lalu, Widyawati berhenti total mengonsumsi daging merah. "Awalnya berhenti makan daging sih karena sedih waktu menyiapkan makanan harus memotong daging. Aduh, kasihan kok hewannya dipotong-potong," ujarnya.
Nasi yang dikonsumsi pun dari beras merah. Sayur-mayur dan buah-buahan selalu tersedia di dalam kulkas. Dia mengupayakan sarapan dengan roti gandum tanpa olesan dan segelas jus sayur atau buah. Tidak lupa pula konsumsi air minimal 1 liter dalam sehari. Tabiat lama yang tidak bisa ditinggalkannya ialah ritual meminum kopi pada pagi hari.
"Itu saya paling tidak bisa berhenti. Paling dikurangi jadi hanya satu gelas sehari," ujar Widyawati yang juga penyanyi dalam Trio Visca bersama kakak-kakaknya.
Dia tidak menyangkal, tanda-tanda menua tetap tiba. Usia memengaruhi tubuhnya mulai dari kulit yang lebih kering, kerap lelah, dan masuk angin. Namun dengan jurus-jurusnya itu Widyawati merasa sebagian besar harinya tetap segar dan sehat. "Kadang waktu becermin suka mikir juga, waduh keriput sudah banyak di dahi. Namun, ya mau diapakan. Harus terima apa adanya, kehidupan itu ya seperti itu," ujar Widyawati yang mulai populer lewat peran sebagai Yuli dalam film Pengantin Remaja (1971).
Dulu, Widyawati pernah juga tertarik dengan suntikan vitamin C yang diceritakan teman-temannya. Begitu dicoba, ternyata suntikan itu tidak bersahabat dengan dirinya. Widyawati malah terserang alergi dan sesak napas. Rupanya dia tidak cocok dengan suntikan tersebut. Sejak itu, Widyawati tidak berani mencoba-coba lagi terapi lain.
Memasuki usia kepala enam, perempuan itu tetap aktif. "Kegiatan mulai dipilih-pilih, sih. Jangan dibandingkan dengan usia 30-an dong. Sekarang saja saya merasa kadang enggak tahu diri tetap sibuk walau sudah tua. Ngerasanya masih muda saja, ha-ha-ha."
Menurut dia, ada bagian dari menua yang dia sukai, yakni ketenangan dan bijak, berbeda dengan usia 30-an yang penuh gejolak emosi.
(Indira Permanasari/ Mawar Kusuma)
Sumber: Kompas Cetak
Editor :
Dini