Harapan untuk Kepemimpinan Perempuan di 2013

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Harapan untuk Kepemimpinan Perempuan di 2013
Feb 12th 2013, 13:27

KOMPAS.com - Isu tentang perempuan dan kepemimpinan menjadi perhatian banyak pihak, pemerintah maupun swasta. Forum, event yang didedikasikan untuk kemajuan perempuan juga semakin berkembang. Topik seperti tenaga kerja perempuan, keseimbangan karier dan kehidupan pribadi perempuan masih menjadi perhatian juga perdebatan. Lantas apa sebenarnya yang dibutuhkan perempuan dan apa harapan yang ingin diwujudkan terkait perempuan dan kepemimpinan?

Cari E Guittard, MPA, spesialis dan pengajar diplomasi korporasi, kesepakatan global, risiko geopolitik, negosiasi internasional dan kepemimpinan perempuan, merumuskan beberapa harapan untuk kepemimpinan perempuan di 2013.

1. Semakin banyak pemimpin dan role model perempuan.

Role model
punya kekuatan besar dalam membangun kehidupan, baik pria mau pun wanita. Karenanya jumlah role model perempuan punya peran penting terhadap kemajuan perempuan di berbagai belahan dunia. Saat ini, jumlah pemimpin perempuan terus bertambah. Semakin banyak perempuan sukses dalam berbagai bidang.

Namun tak banyak dari mereka yang berbagi pengalamannya, cerita keberhasilan dan hidupnya, dan perjalanan kepemimpinannya. Harapannya di tahun ini, semakin banyak perempuan sukses yang mau dan menyempatkan waktu berbagi pengalamannya. Menyadari betapa besar dampak role model bagi generasi penerus, harapannya semakin terbuka jalan dan kesempatan untuk perempuan berbagi ke depannya.

2. Kepemimpinan yang fokus pada kekuatan dan kemampuan.
Guittard mengatakan butuh lebih banyak usaha untuk memberikan kesempatan pada perempuan mengembangkan kemampuan dan kekuatan dalam dirinya. Perempuan di setiap level butuh dukungan untuk mengembangkan kekuatan dan kemampuan kepemimpinannya. Beda dengan laki-laki yang secara sosial telah mendapatkan dukungan untuk memimpin. Jadi saat laki-laki menempati posisi pemimpinan, secara alami ia percaya diri menunjukkan kekuatannya.

Sementara perempuan lebih sering berada dalam kondisi, berjuang melawan kelemahan ketimbang memaksimalkan waktu dan energinya untuk mengidentifikasi dan membangun kekuatan dirinya. Inilah yang perlu diubah jika ingin lebih banyak pemimpin perempuan yang fokus pada kekuatan dan kemampuan dirinya.

3. Perempuan yang fokus pada dirinya dan mampu melakukan perubahan.

Kebanyakan perempuan sibuk memikirkan orang lain. Sehingga perempuan kelelahan secara fisik dan mental dengan semua perhatian yang ia berikan dan tanggung jawab yang ia pikul.

Sementara, dalam kepemimpinan, seseorang tak harus selalu memimpin setiap saat. Pemimpin memilih momen kapan ia memimpin dengan penuh hati-hati dan kapan harus memimpin penuh. Kepemimpinan membutuhkan komitmen untuk mengurus diri sendiri namun juga memiliki teknik yang jitu dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin untuk mengatasi situasi penuh tekanan dan krisis.

4. Laki-laki perlu dilibatkan dalam menemukan solusi.
Isu perempuan, termasuk kepemimpinan, bukan hanya milik perempuan. Laki-laki juga perlu terlibat, bergerak bersama memberikan solusi.

"Musim panas lalu, saya mendapati delapan pria berani yang ikut serta dalam kursus kepemimpinan peremoaun di Dubai. Saya berharap semakin banyak partisipan laki-laki meski saya tahu sulit bagi kaum pria untuk terlibat dari kursus semacam ini. Kalau pun pria berpartisipasi, tak banyak yang berani bersuara dan terlibat aktif dalam pembicaraan. Hal ini perlu diubah," ungkapnya.

Laki-laki perlu terlibat dalam program kepemimpinan perempuan karena sejumlah alasan berikut ini:
* Banyak yang menyasar pasar perempuan.
* Banyak laki-laki yang berada pada posisi mengatur, mempekerjakan, dan mempromosikan perempuan di tempat kerja.
* Banyak laki-laki yang menikah dengan perempuan bekerja dan bapak dari anak perempuan.

"Kita butuh lebih banyak laki-laki di ruang diskusi perempuan dan kepemimpinan. Kita butuh lebih banyak laki-laki yang mau bersuara, berani berbagi perspektifnya dan bertanya. Berbagi ruang dengan perempuan untuk membantu mencari solusi bersama," ungkapnya.

5. Barometer dampak program.

Harus ada dampak nyata dari diskusi, forum, kegiatan, program kepemimpinan perempuan. Jangan hanya jadikan isu perempuan seperti perekrutan tenaga kerja, kesempatan untuk berkembang dan peningkatan kualitas personal, gaji yang setara, promosi, waktu kerja fleksibel terkait dengan kebutuhannya sebagai ibu dalam keluarga, sebatas pada diskusi dan kesepakatan di atas kertas.

Butuh aksi nyata, juga barometer atas dampak program terhadap dunia nyata perempuan, untuk mewujudkan berbagai hal yang dicita-citakan forum perempuan. Pemerintah, swasta, juga Lembaga Swadaya Masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang transparan, kompetitif untuk perempuan. Jangan berhenti sebatas diskusi tentang perempuan dan kepemimpinan. Tapi wujudkan berbagai program pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan. Semua pihak harus bisa dan mau memikirkan dampak jangka panjang akan munculnya kepemimpinan perempuan ini.

Sumber: huffingtonpost.com

Editor :

wawa

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post