Kompas.com- Perilaku emosional pada anak-anak, khususnya anak perempuan, bisa menjadi tanda risiko penyakit jantung mereka di usia dewasa. Anak yang emosinya kurang stabil dan mudah marah memiliki risiko sakit jantung lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan terhadap 377 orang dewasa yang pernah ambil bagian dalam sebuah penelitian ketika mereka masih anak-anak. Di usia 7 tahun, mereka menjalani beberapa tes untuk melihat perilaku emosinya.
Kemudian hasil tes tersebut dibandingkan dengan skor risiko penyakit kardiovaskular ketika para partisipan itu berusia 40 tahun.
Setelah membandingkan faktor lain yang mungkin berpengaruh pada penyakit jantung, diketahui tingginya level distres pada anak usia 7 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko sakit jantung sampai 31 persen pada wanita dewasa.
Pada pria, tingginya level distres di usia anak-anak, hanya meningkatkan risiko sakit jantung 17 persen.
Distres atau stres yang buruk merupakan kondisi atau situasi yang dianggap mengancam. Stres ini diakibatkan respon adaptasi yang kurang baik. Pada anak-anak, perilaku yang muncul bisanya mudah marah dan gampang frustasi. Sementara itu emosi yang positif tercermin dari kemampuan anak memusatkan perhatian. Anak yang seperti itu memiliki risiko sakit jantung lebih rendah.
Penelitian lain juga pernah mengaitkan antara kondisi emosional di usia anak-anak dengan risiko penyakit jantung. Hasilnya tak jauh berbeda. Kesejahteraan emosi yang rendah akan meningkatkan risiko penyakit jantung di usia dewasa.
"Distres yang terus menerus bisa menyebabkan gangguan regulasi pada respon stres. Inilah yang masih harus didalami oleh penelitian," kata ketua peneliti Dr.Allison Appleton.