KOMPAS.com - Selama kehamilan, ibu selalu jadi pusat perhatian. Bagaimana pola makan ibu dan asupan nutrisinya, olahraga yang dijalankannya, berbagai hal yang ibu lakukan menjadi perhatian demi menunjang tumbuh kembang janin. Padahal, bagaimana kondisi ayah juga perlu mendapat perhatian yang sama.
Menurut studi ilmu kesehatan anak terbaru, kondisi mental ayah juga perlu diperhatikan selama kehamilan. Pasalnya psikis ayah selama masa kehamilan berdampak pada masalah perilaku anak di kemudian hari.
Studi yang melibatkan 30.000 anak di Norwegia menunjukkan, tiga persen ayah yang memiliki masalah psikis, mengalami stres terutama pada kehamilan ibu minggu 17 atau 18, berkaitan dengan masalah perilaku anak pada usia tiga. Semakin tinggi tingkat stres ayah saat masa kehamilan ibu, semakin buruk masalah perilaku anak yang dihadapi orangtua saat anak berusia tiga.
Jadi, perhatian tak hanya fokus pada psikis ibu yang mengandung. Ayah juga perlu menjaga kondisi psikisnya, karena dampak yang disebabkan dari stres ayah dan ibu sama besarnya terhadap perilaku anak di kemudian hari. Meski ayah tidak memiliki keterkaitan langsung dengan janin, studi ini menunjukkan mental ayah selama masa kehamilan dengan masalah anak di kemudian hari terjadi karena efek domino yang ditumbulkannya.
Pasalnya, ayah yang stres akan memicu emosi serupa kepada ibu hamil, dan hal ini berdampak pada bayi. Hasil studi ini sejalan dengan penelitian lain yang menyebutkan, ibu hamil yang mengalami depresi disebabkan karena ia tinggal bersama pasangan yang juga mengalami depresi.
Sumber: Parenting
Editor :
wawa