KOMPAS.com - Merasa perut Anda begitu penuh dan membesar dengan cepat? Bisa jadi bukan karena bobot Anda yang bertambah, melainkan gejala perut kembung.
Perut kembung seringkali dikaitkan dengan konsumsi makanan yang cepat membuat gas, sehingga membuat lambung "penuh". Namun, disadari atau tidak, ternyata ada beberapa kebiasaan yang mengakibatkan perut kembung.
Kenali beberapa kebiasaan berikut untuk menghindari terjadinya perut kembung pada Anda.
1. Terlalu banyak mengunyah permen karet/permen
Permen karet, permen, dan makanan lain yang mengandung pemanis buatan seperti sorbitol dan aspartam tidak mudah dicerna oleh lambung dan memicu perut kembung. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics Christine Gerbstadt.
2. Makan terburu-buru
Ketika Anda makan dengan terburu-buru, Anda turut menelan banyak udara yang dapat menyebabkan gas di dalam lambung. Maka kunyahlah makanan dengan baik, dengan mulut tertutup. Serta minumlah langsung dari gelas, bukan dari sedotan. Juga hindari aktivitas fisik yang terlalu berat ketika baru saja menyelesaikan makan.
3. Menyantap sayuran mentah
Sayuran mentah bisa menjadi sulit dicerna oleh tubuh sehingga mengakibatkan perut kembung. Dengan mengonsumsi sayuran yang sudah dimasak terlebih dahulu, maka tubuh akan lebih mudah mencernanya dan Anda dapat terhindar dari gangguan perut kembung.
4. Stres
Hormon stres akan mempercepat semua sistem di dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan. "Hal itu akan membuat lambung Anda memproduksi banyak gas yang menyebabkan kembung," ujar Kristi King, jurubicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Maka, ketika Anda sudah mulai merasa cemas, cobalah untuk memikirkan hal-hal yang dapat membuat pikiran Anda tenang kembali.
5. Intoleransi laktosa
Selain kebiasaan-kebiasaan tersebut, ada satu lagi kondisi dalam tubuh Anda yang dapat memicu kembung. Kondisi tersebut adalah intolerenasi laktosa (sensitivitas terhadap gula yang terkandung dalam susu) serta malabsorbsi fruktosa (sensitivitas terhadap fruktosa, sejenis gula yang terkandung dalam jus buah, gula putih dan sirup jagung tinggi fruktosa). Oleh karenanya itu, konsultasikan kondisi ini dengan dokter untuk mendapatkan saran dan diagnosa yang tepat.