Kompas.com - Belanja pasar kesehatan di Indonesia diprediksi akan melonjak menjadi 60,6 Miliar Dollar AS di tahun 2018. Angka ini terus tumbuh seiring dengan meningkatnya harapan hidup secara umum masyarakat Indonesia.
Menurut data World Bank saat ini perbelanjaan pelayanan kesehatan di Indonesia per kapita mencapai 50,8 Dollar AS. Sedangkan di Jepang perbelanjaan pelayanan kesehatan sudah sekitar 2.200 Dollar AS. "Dibandingkan dengan Jepang, (jumlah perbelanjaan pelayanan kesehatan di) Indonesia masih sangat kecil," ujar Sutoto.
Kendati demikian, dengan jumlah perbelanjaan kesehatan Indonesia yang sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan Jepang, harapan hidup masyarakat Indonesia tidak jauh dengan Jepang. Indonesia memiliki harapan hidup rata-rata 71 tahun, sedangkan Jepang 81 tahun.
Hannah Nawi, Associate Director, Healthcare Practice, Asia Pasific, Frost & Sullivan mengatakan, meningkatnya harapan hidup di Indonesia juga akan berdampak pada naiknya permintaan terhadap perawatan kesehatan jangka panjang untuk para manula.
"Maka dibutuhkan reformasi sektor kesehatan di Indonesia, seiring meningkatnya permintaan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik" ujar Hannah dalam media briefing 'Prediksi Industri Kesehatan Indonesia 2013' Rabu (27/3/2013) kemarin di Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Sutoto mengatakan, daya beli masyarakat meningkat sehingga dapat dijadikan kesempatan bagi rumah sakit di Indonesia untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dengan biaya yang lebih efisien.
"Biaya pembelian kesehatan bisa ditekan dengan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan pengelolaan rumah sakit yang lebih efisien," ujar Sutoto.