KOMPAS.com - Dalam lingkup keluarga, ibu berperan untuk "menyehatkan" rumah tangganya, mulai menjaga kebersihan rumah, memerhatikan asupan gizi anggota keluarga, juga mengelola keuangan. Sedangkan di lingkungan sekitar, kaum ibu juga berperan aktif dalam berbagai wadah kegiatan yang bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat seperti organisasi kewanitaan, pelayanan kesehatan, serta dalam komunitas sosial atau tempat mana pun ia bekerja.
Untuk memfasilitasi kegiatan posistif pemberdayaan perempuan, PT Unilever Tbk membentuk Komunitas Ibu Bercahaya (Bersih, Cermat, Ramah, dan Berdaya).
"Sebagai perusahaan berbasis consumer goods, kami juga ingin menjadi partner pemerintah untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat yang sehat. Selain itu, kami juga ingin menjadi perusahaan yang bisa memberi dampak positif bagi lingkungan kami. Komunitas ini diharapkan menjadi sebuah gerakan untuk mewujudkan lingkungan rumah dan sekitar tempat tinggal menjadi lebih baik," ungkap Maria Dewantini Dwianto, Corporate Communications Head PT Unilever Indonesia Tbk, di restoran Kembang Goela, Jakarta, Kamis, (14/3/2013) lalu.
Maria menambahkan bahwa komunitas ini merupakan bentuk dukungan Unilever untuk pemberdayaan perempuan dalam menjadi agen perubahan yang mampu menularkan perilaku hidup bersih dan ramah lingkungan untuk sekitarnya. Dalam acara ini pula, Unilever melantik 60 anggota pertamanya yang direkrut dari beragam latar belakang seperti organisasi kesehatan, dan organisasi lingkungan dalam lingkup perumahan di Jakarta.
"Saya tidak menyangka bahwa saya bisa terpilih sebagai salah satu anggotanya. Namun, ketika diajak bergabung saya sungguh tertarik, karena komunitas ini mengajak semua orang untuk lebih peduli dan menciptakan lingkungan sehat," ungkap Aan Rianawati, salah satu anggota Komunitas Ibu Bercahaya kepada Kompas Female.
Berbagai pelatihan tentang lingkungan
Untuk menjalankan tugasnya sebagai kader kebersihan dan kesehatan lingkungan, 60 anggota pertama komunitas ini akan diberi berbagai pelatihan dan pengetahuan seputar kebersihan lingkungan. "Pada pelatihan pertama ini, mereka diberikan bekal mengenai pentingnya pengelolaan air untuk ketersediaan air bersih. Mulai pembuatan biopori, manajemen air kotor, penghematan air, sumur resapan, dan penanaman pohon," tambah Maria.
Proses pelatihan pertama ini akan berlangsung selama empat hari (14-18 Maret 2013). Setiap bulan mereka juga akan mendapatkan pelatihan rutin yang mencakup empat pilar Ibu Bercahaya, yaitu bersih, cermat, ramah, dan berdaya.
Pilar Bersih mendorong para ibu untuk senantiasa untuk berperilaku hidup sehat. Cermat: mendorong para ibu agar menjadi ibu rumah tangga yang cermat, salah satunya dalam hal penggunaan air dengan bijaksana. Ramah: mendorong ibu untuk lebih peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah. Berdaya: mendorong para ibu menjadi ibu rumah tangga yang berdaya melalui pembekalan yang berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup keluarga.
Maria mengungkapkan bahwa komunitas ini menargetkan untuk menghasilkan satu juta biopori untuk menghemat satu milyar liter air dalam setahun. Selain itu, dalam perkembangannya, komunitas ini diharapkan bisa menjangkau 10.000 kader ibu bercahaya di seluruh wilayah Indonesia, sehingga akan ada satu juta rumah tangga yang sehat dan bercahaya.
"Pemerintah sangat mendukung terbentuknya komunitas yang meningkatkan self empowerment kita sebagai perempuan. Dan harapannya semoga akan muncul gerakan lain seperti ini untuk mewujudkan pembangunan Indonesia menjadi negeri yang ramah lingkungan," ungkap Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Editor :
Dini