Jika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur

Ibu dan Anak - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Jika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur
Mar 13th 2013, 04:24

KOMPAS.com - Setelah berusia 4 bulanan, bayi mampu berguling-guling. Orangtua tentu senang. Namun di balik itu, tersimpan pula rasa cemas lantaran ada risiko si kecil jatuh dari tempat tidur. Coba, orangtua mana yang tidak khawatir? Apalagi tulang kepalanya masih lembek, dan di baliknya tersimpan otak yang sangat berharga.

Berbagai pertanyaan pun muncul. Seberapa besar efek benturan pada otak bayi? Apa yang harus dilakukan kalau bayi terjatuh? Perlukah segera ke rumah sakit? Serta sederet pertanyaan lain yang menegaskan kekhawatiran kita akan akibatnya.

Sebenarnya, orangtua tak perlu sampai terlalu khawatir. Meski berbahaya, sebagian besar benturan kepala yang dialami bayi tidaklah berdampak fatal. Walau teraba lembek atau lunak, struktur kepala bayi boleh dibilang relatif lebih aman terhadap trauma kepala. Mengapa? Karena sambungan antartulang kepala atau tengkorak bayi relatif masih elastis, ubun-ubunnya masih terbuka atau belum menutup secara menyeluruh, sehingga tekanan yang terjadi karena benturan tak berakibat fatal, apalagi sampai mencederai otak. Hebat!

Akan tetapi, bukan berarti benturan kepala si kecil dengan lantai tak perlu diwaspadai. Sebaliknya, berikut ini hal-hal yang mesti dilakukan:

Amati kondisi bayi
Bila setelah jatuh, bayi langsung menangis dan menggerak-gerakkan semua anggota badannya, maka langsung gendong dan tenangkan. Setelah ia tenang, baru lakukan pengamatan lebih lanjut, yaitu:

* Ketahui bagian tubuh mana yang terbentur. Coba periksa dengan teliti, bagian tubuh mana yang terbentur apakah wajah, kepala, atau bagian tubuh lainnya.
* Perhatikan kronologi kejadian. Perhatikan ketinggian saat ia terjatuh, lalu membentur media apakah (kursi, lantai, dan lain-lain). Ketahui juga proses jatuhnya, apakah langsung ke lantai atau terbentur sesuatu terlebih dahulu. Bagaimana posisi jatuhnya, apakah tengkurap, telungkup. Bagian mana yang terbentur.
* Periksa kepala, kaki, dan tangan. Gerakkan tangan bayi, ke atas, samping, depan, dan rentangkan. Bila si kecil menangis atau bahkan menjerit, kemungkinan ada yang terasa sakit, periksa bagian mana yang terlihat lebam. Lakukan hal yang sama pada bagian kaki. Untuk kepala, coba tengokkan kepala bayi ke kanan dan kiri. Juga dekatkan dagu bayi ke dada secara perlahan. Bila ia menangis kemungkinan ia merasakan sakit. Jika ada keluhan seperti memar atau benjol, catat sebagai laporan saat datang ke dokter.
* Ketahui apakah ada benjolan (hematom). Selanjutnya, periksa dengan cara raba seluruh bagian kepala untuk memastikan, adakah yang menjendol ataupun dekok di bagian kepala. Bila ubun-ubunnya terasa ada benjolan, kemungkinan terjadi peningkatan tekanan dalam otak lantaran adanya perdarahan atau edema otak. Bila ini terjadi, segera bawa ke dokter. Apalagi tampak benjolan di kepala, terutama di daerah samping kepala (temporal). Retak tulang yang terjadi di daerah ini dapat merobek pembuluh darah di dinding tulang kepala, sehingga mengakibatkan perdarahan.
* Perhatikan fungsi penglihatan. Gunakan senter sebagai alat bantu pemeriksaan mata, lalu lihatlah:
- Masih bereaksikah saat kita senter matanya: mengedip, menutup matanya atau kaget? Jika tidak, bawa segera bayi ke rumah sakit.
- Gerakkan senter ke kanan dan ke kiri, masih mampukah bayi mengikuti gerakan sinar? Jika tidak, ia harus segera dilarikan ke rumah sakit.
- Perhatikan pupil matanya, apakah pupil mata yang kiri dan kanan sama besar atau kecilnya saat kita senter satu per satu? Jika sama, kita bisa bernafas lega. Bila tidak, bayi perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti CT Scan.

Catatan:
* Lakukan pemeriksaan setiap 2—3 jam.
* Lakukan pengawasan atau observasi setidaknya hingga 3 hari ke depan.

(Tabloid Nakita)

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post