KOMPAS.com – Salah satu persepsi salah yang paling umum tentang pairing food with wine adalah orang percaya bahwa mereka akan merusak seluruh rasa makanan jika membuat pilihan wine yang "salah". Kabar baiknya, Anda tak mungkin merusak seluruh rasa makanan bila tak mengikuti aturan yang dibuat oleh para pakar wine. Atau, menolak anggur yang disarankan untuk dipadukan dengan menu yang Anda pesan.
Bila Anda menikmati wine tanpa makanan, Anda akan merasakan citarasa wine tersebut. Tetapi ketika Anda menyesapnya berbarengan dengan makanan, rasanya akan berbeda. Hal ini disebabkan wine memiliki karakter seperti rempah-rempah. Elemen dalam anggur akan berinteraksi dengan makanan untuk memberikan sensasi rasa yang berbeda.
Jika Anda ingin bicara "aturan" memasangkan wine dengan makanan, aturan tertua dalam buku adalah red wine dengan daging merah dan white wine dengan daging ikan atau unggas. Namun dalam beberapa tahun terakhir, aturan ini sudah tak berlaku dengan kaku. Tak masalah menyesap Pinot Noir, yang merupakan anggur merah terang, atau bahkan Merlot (red wine) dengan salmon (ikan). Penggemar white wine juga akan tetap menikmati Chardonnay saat menyantap liver pate (hati sapi atau angsa) atau steak.
Tapi perlu Anda ketahui, memasangkan makanan dengan wine adalah sebuah keterampilan tersendiri. Anda harus memiliki pengetahuan yang luas tentang wine dan kulinari, bumbu hingga proses memasak makanan tersebut untuk mengetahui padanan yang pas.
Italian wine termasuk jenis wine yang paling banyak Anda temui jika mengunjungi bistro, restoran, atau cafe. Sparkling white wine atau champagne termasuk yang paling favorit, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Jenis wine ini juga lekat dengan pesta akhir tahun, perayaan ulang tahun, promosi, hingga ulang tahun pernikahan. Sekarang ini, sparkling wine dibuat di hampir setiap wilayah yang memproduksi wine di seluruh dunia.
"Sparkling wine bukan sekadar tren tapi paling cocok jika dipasangkan dengan menu fusion yang saat ini juga sedang berkembang," saran Chef Kamachi Masahiro, pakar wine dan sake dari restoran Bistronomy Jakarta, kepada Kompas Female beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Chef Kamachi mengatakan, rasa dari sparkling wine dari Italia dan Spanyol juga sangat cocok bagi orang yang tidak terlalu kuat minum alkohol.
"Rasanya smooth dan lembut," tegasnya. Sparkling wine sering disajikan di Italia sebagai hidangan pembuka ketika pengunjung datang. Itulah cara mereka menyambut pengunjung dan membuat mereka merasa nyaman seperti di rumah sendiri.
Jadi bila Anda ragu memasangkan menu dengan wine, pilih saja sparkling white wine. Ini adalah pilihan yang aman. Selanjutnya, cara paling mudah untuk memadukan hidangan dengan wine tentunya langsung bertanya pada chef di restoran tempat Anda bersantap.
Editor :
Dini