KOMPAS.com - Eka Hospital BSD Tangerang pada Sabtu (13/4/2013) lalu menggelar seminar awam "Purple Day for Epilepsy Awareness" yang bertujuan mendorong para penyandang epilepsi dan keluarga untuk berani tampil dan mengembangkan potensi terbaik mereka sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap epilepsi.
Dalam seminar ini, spesialis saraf Eka Hospital dr. Herianto bertindak selaku narasumber sekaligus sebagai ketua panitia. Seminar dibuka dengan momen berbagi kisah dari orang tua dan penyandang epilepsi.
Epilepsi adalah suatu gangguan fungsi listrik otak yang ditandai oleh cetusan listrik secara berlebihan pada sekelompok atau sebagian besar sel-sel otak, sehingga timbul perubahan perilaku sesaat dan berulang.
Herianto menekankan, para penyandang epilepsi penting untuk mendapatkan terapi yang sesuai guna mengembangkan potensi optimal mereka. Ia juga mengajak masyarakat untuk meluruskan persepsi yang keliru tengang epilepsi.
"Pada 70-80 persen penyandang epilepsi yang mendapat terapi yang sesuai, manifestasi klinisnya dapat teratasi dengan baik. Pasien dapat hidup secara normal dan mampu mengembangkan potensi optimalnya dalam hidup mereka. Adanya kesalahan persepsi dari masyarakat dan keluarga penyandang epilepsi dapat membuat penyandang epilepsi menarik diri dari pergaulan dan relasi sosial sehingga pasien cenderung masuk ke dalam "bayang-bayang" perasaan kesendirian, kesepian, tidak percaya diri dan depresi yang memperberat beban penderitaan mereka." ujar Herianto.
Heri juga menyampaikan bahwa melalui gerakan 'purple day for epilepsy awareness' ini, selain ingin mendorong para penyandang epilepsi untuk mengembangkan potensi terbaiknya mereka dalam kehidupan sehari-harinya, dan juga untuk menghilangkan stigma negatif terhadap penyandang epilepsi dan memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi terbaiknya.
Selepas penyampaian materi, kegiatan yang turut didukung oleh PERPEI (Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia) ini diisi dengan diskusi dan tanya jawab, serta diramaikan dengan lomba mewarnai untuk anak.
Gerakan Purple Day For Epilepsy Awareness ini diawali dari keprihatinan seorang anak penyandang epilepsi, yang bernama Cassidy Megan, asal Nova Scotia, Kanada, yang ingin mengajak semua penyandang epilepsi sedunia untuk berani tampil dan meninggalkan rasa takut ditolak dan rasa rendah dirinya dan mengembangkan potensi terbaik mereka.
Dengan dukungan Asosiasi Epilepsi Nova Scotia (EANS), pada tahun 2008, Cassidy memilih warna ungu (purple) dari warna internasional untuk epilepsi, yakni lavender dan menjadi duta untuk gerakan Purple Day For Epilepsy Awareness. Cassidy ingin menyampaikan bahwa untuk penyandang epilepsi di mana pun berada, tahu bahwa mereka tidak sendirian.