KOMPAS.com - Hasil analisis beberapa kasus avian influenza A(H7N9) virus menunjukkan, infeksi lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Sebanyak dua pertiga dari total pasien yang terinfeksi H7N9 adalah pria, dengan usia rata-rata pasien yang terinfeksi adalah 59 tahun.
"Hasil tersebut merupakan analisa pada 21 kasus pertama H7N9 pada 11 april 2013," ungkap Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama ketika dihubungi Rabu (17/4/2013) di Jakarta.
Tjandra menambahkan, pasien termuda adalah anak usia 4 tahun yang terbukti melakukan kontak dengan unggas. Namun keluhan yang diderita anak ini amat ringan.
Analisa juga menunjukkan, sebanyak 42,86 persen pasien terinfeksi ternyata memiliki riwayat kontak dengan hewan. Kecenderungan jumlah kasus infeksi H7N9 juga terus meningkat. Bila pada 15 April 2013 jumlah kasus sudah dikonfirmasi WHO adalah 60 kasus dengan jumlah korban 13 orang, hingga Selasa (16/4/2013) jumlahnya menjadi 77 orang dengan korban meninggal mencapai 16 orang.
Menurut Tjandra angka ini menjadikan case fatality ratio (CFR) terus meningkat, dari 21,6 persen menjadi 22,53 persen. Sembilan pasien yang meninggal diduga karena penanganan yang lambat. Akibatnya, pasien tidak lekas mendapat pertolongan.
Virus A(H7N9) semula hanya menginfeksi hewan. Namun pada 9 Februari 2013, virus ini ditemukan menginfeksi manusia. Seorang pria di Shanghai dilaporkan mengalami demam, batuk dan gangguan pernafasan yang berkembang menjadi radang paru. Pria ini meninggal pada 27 Februari 2013.
Tjandra mengatakan ada beberapa hewan yang menjadi vektor H7N9. Hal ini didasarkan temuan Badan Pangan Dunia (FAO) yang menemukan H7N9 pada ayam, merpati, bebek, dan puyuh. Temuan ini muncul setelah diadakan inspeksi ke pasar tradisional.
Selain H7, varian virus influenza A lainnya adalah H1, H3, H5. Pada 1996, varian H7 yang menyerang manusia adalah H7N2, H7N3, dan H7N7. Kasusnya ada di Belanda, Italia, Kanada, Amerika, Meksiko, dan Inggris.