KOMPAS.com - Jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi bisa memberi banyak manfaat dalam kehidupan. Misalnya, menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi, dan lebih fleksibel dalam pengaturan waktu untuk bekerja.
Karena banyak manfaat positif yang bisa digunakan untuk memudahkan kehidupan, perkembangan teknologi seharusnya berlaku untuk semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Kenyataannya, sampai saat ini masih ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal penggunaan dan penguasaan teknologi. Padahal keterbatasan akses teknologi, edukasi, dan informasi kepada perempuan bisa menyebabkan rendahnya tingkat pemberdayaan perempuan dalam hidup sehari-hari.
Untuk mengatasi hal ini, Intel Indonesia bersama Jurnal Perempuan dan Plan Indonesia, meluncurkan kampanye "Women, Girls and Technology".
"Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya teknologi bagi perempuan. Teknologi memampukan perempuan untuk membangun intrepretasi dan representasi personal yang lebih berarti. Selain itu, teknologi juga bermanfaat sebagai sarana belajar yang kaya dan fleksibel bagi perempuan," ungkap Deva Rachman, Corporate Affairs Director Intel Indonesia, saat peluncuran kampanye di Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2013) lalu.
Riset yang dilakukan Intel dan Dalberg Institute untuk kampanye ini mengungkapkan banyaknya keluarga yang masih membeda-bedakan jenis kelamin anak-anaknya untuk bisa memanfaatkan teknologi. Ada beberapa daerah yang masih menganut paham patriarki, di mana anak laki-laki dianggap punya derajat yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, sehingga layak mendapatkan edukasi dan akses teknologi yang lebih baik.
Pembatasan akses teknologi untuk perempuan juga disebabkan masalah ekonomi masyarakat.
"Ketika punya uang lebih, orangtua akan lebih dulu membelikan komputer untuk anak lelakinya daripada anak perempuannya. Zaman sekarang ini, masih banyak orangtua yang berpikiran bahwa anak perempuan hanya ditakdirkan untuk tidak bekerja, tapi hanya menjaga keluarga di rumah," jelasnya lagi.
Kepada Kompas Female, Deva mengungkapkan, aksi nyata yang dilakukan Intel Indonesia untuk menyukseskan kampanye ini antara lain, memberi pendidikan teknologi kepada para tenaga pengajar perempuan di berbagai sekolah di daerah tertinggal. Selain itu, bekerjasama dengan pemerintah untuk merencanakan pembangunan infrastruktur teknologi informasi yang merata di seluruh daerah, pengadaan software ke sekolah dasar tentang tata cara penggunaan internet sehat, serta mengusulkan pembuatan kebijakan untuk akses broadband dengan harga yang lebih terjangkau.
"Isu kesenjangan jender dalam teknologi informasi dan komunikasi terjadi di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan terluar dari negara ini. Kampanye ini akan sangat membantu pemerintah dalam menyukseskan program kesetaraan jender dalam semua bidang kehidupan, termasuk informasi. Karena sudah banyak bukti bahwa teknologi bisa membantu perempuan jadi lebih sukses, berpengetahuan luas, bahkan membantu perekonomian keluarga," jelas Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar.
Teknologi juga menjadi salah satu cara bagi perempuan untuk mendapatkan akses terhadap kesetaraan jender.
Editor :
Dini