KOMPAS.com - Ketika kehamilan yang dinanti tak kunjung tiba, Anda mungkin mulai bertanya-tanya apa yang menjadi penyebabnya. Apakah masalahnya ada pada Anda, atau pada suami? Seringkali, persoalannya sebenarnya ada pada suami. Misalnya, pada kualitas spermanya yang menurun. Entah itu karena stres, pola makan tidak sehat, kurang tidur, atau kebiasan merokok. Atau jangan-jangan karena ia terbiasa memakai celana yang terlalu ketat?
Nah, jangan salah, celana yang ketat ternyata bisa memengaruhi memburuknya kualitas sperma. Baru-baru ini, penelitian mengenai kaitan kualitas sperma dengan celana yang dikenakan kembali menunjukkan hasil yang mengejutkan.
Dipaparkan dalam penelitian yang digelar Erasmus MC University Medical Centre tersebut, kualitas sperma pria Skotlandia yang kerap mengenakan kilt (rok yang menjadi ciri khas negara tersebut), lebih baik dibanding pria dari negara lain. Diperkirakan, pemakaian kilt membuat organ reproduksi pria Skot lebih baik daripada pria yang biasa memakai celana ketat yang membuat organ penting mereka "kepanasan" dan membuat kualitas sperma jadi buruk.
Penelitian yang dimuat di Scottish Medical Journal akhir April tersebut sebelumnya menginvestigasi pentingnya kualitas sperma dalam proses pembuahan. Diyakini bahwa bukan soal pemakaian kilt yang penting, melainkan bahwa pria mesti memberi ruang untuk bernafas bagi organ reproduksinya, dalam hal ini testis. Dianjurkan supaya suhu di sekitar testis lebih rendah tiga derajat Celcius dari suhu tubuh. Pendeknya, jangan terlalu panas karena membuat kualitas sperma memburuk.
Erwin Kompanje, salah seorang peneliti, mengungkapkan bahwa dari survei tersebut terlihat bahwa mayoritas pria Skotlandia juga memilih tidak mengenakan celana dalam saat memakai kilt. Hal ini ternyata cukup memberi pengaruh pada kesuburan mereka.
Demi pembuktiannya itu Kompanje juga melakukan banyak studi, termasuk memelajari sejumlah literatur dari perpustakaan Medline and the Cochrane Library, serta riset tetang laporan efek pemakaian celana dalam terhadap kualitas sperma. Diketahui bahwa celana dalam yang terlalu ketat membuat suhu di sekitar testis naik 3,5 derajat Celcius.
Dengan mengenakan kilt tanpa celana dalam, para pria Skot memberikan ruang bernafas bagi organ reproduksi, dan itu baik untuk menjaga kualitas sperma. Namun, sekali lagi, tidak harus memakai kilt atau rok Skotlandia untuk menjaga kualitas sperma pasangan. Usahakan saja agar pasangan tidak membuat testisnya "kegerahan" karena celana dalam atau celana panjangnya terlalu ketat.
Sumber: Medical News Today
Editor :
Dini