Tak Perlu Kopi untuk "Ngupi-ngupi"

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Tak Perlu Kopi untuk "Ngupi-ngupi"
Apr 9th 2013, 19:54

KOMPAS.com - Starbucks atau kedai kopi lain seperti Kopitiam, Anomali, dan lain sebagainya, bukan satu-satunya tempat untuk nongkrong dan "ngupi-ngupi" lagi. Makin banyak kedai minum lainnya yang bermunculan di Jakarta, dan tidak semuanya menawarkan kopi sebagai sajian utama.

Bagaimana pun juga, tak semua orang suka kopi. Ketika ingin nongkrong di kedai kopi pun mereka memesan minuman non-kopi. Sehingga, istilah "ngupi-ngupi" pun bergeser, bukan hanya merujuk pada aktivitas minum kopi, tetapi juga kegiatan nongkrong itu sendiri.

Saat nongkrong, minuman berbahan dasar teh termasuk yang kembali digemari. Dulu kalau memesan teh panas saat bersantap di kafe, pasti diledek, "Ih, warteg banget!" Tetapi karena minuman teh sekarang diolah secara modern, orang tak khawatir lagi dibilang kuno karena menyeruput teh.

Pilihan tempat untuk ngeteh pun makin bervariasi. Kalau dulu kita hanya kenal Tea Addict, Teh63, Coffee Bean and Tea Leaf, Siang Ming Tea, sekarang ada Kedai Teh Laresolo, yang posisinya agak "minggir" di kawasan Bogor. Kalau tak mau citarasa teh yang terlalu asli, penyuka teh juga bisa menikmati teh jenis lain seperti bubble tea. Anda bisa mencari teh jenis ini di tempat-tempat seperti Chatime, Gong Cha, MyCha, dan Calais Tea.

Yang disebut terakhir ini sedang menarik perhatian anak muda Jakarta karena menjadi tempat bagi mereka yang menyukai teh dan kopi asli Indonesia. Calais Artisan Bubble Tea and Coffee, yang baru berdiri sekitar setahun, mengusung konsep "Dine in or Take and Go". Inilah konsep yang diminati oleh kebanyakan masyarakat Jakarta yang senang nongkrong sekaligus ingin layanan serbacepat.

Tak bisa dipungkiri, masyarakat kita memang gemar sekali "nongkrong" di kedai kopi atau kafe berlama-lama, entah untuk berbincang dengan teman-teman, bertemu mitra bisnis, atau bahkan bekerja. Oleh karena itu, peluang dalam bisnis ini pun sangat besar dan membuat para investor melirik bisnis ini sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan gaya hidup.

"Makin banyak memang tempat yang menjual minuman kecil seperti ini di daerah Jakarta. Dengan banyaknya hal itu, masyarakat juga disuguhkan berbagai macam pilihan sesuai dengan selera mereka. Tiap tempat pasti mempunyai kelebihannya masing-masing," ungkap Sara Rozelina, Marketing Coordinator Calais Tea, kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.

Meskipun merupakan kedai teh asli Indonesia, namun Calais menggunakan teh yang diimpor dari Taiwan (teh oolong), Jepang (teh hijau), dan Inggris (earl grey). Menu khasnya antara lain Calais Milk Latte dan Rock A Salt Tea, dengan tambahan topping seperti pearl, baby pearl, dan pink pearl.

Meskipun baru setahun berdiri, Calais sudah memiliki tiga outlet di Jakarta (Kuningan City, Mal Kelapa Gading 5, dan Central Park), juga masing-masing satu outlet di Tangerang (Lippo Karawaci), Bandung (Paris van Java), Solo (Paragon Mall), dan Surabaya (Grand City).

Kebutuhan gaya hidup yang makin meningkat juga disadari betul oleh para pelaku bisnis kedai teh dan kopi. Bahkan, franchisee lokal tak lagi gentar menghadapi franchisee asing, karena pada akhirnya mereka sama-sama berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat untuk kumpul-kumpul. Mereka yang menawarkan konsep paling unik tentulah yang akan merebut hati konsumen.

Baca juga:
Bubble Tea yang Populer Lagi
Paduan Teh Taiwan dengan Kenyalnya "Bubble"

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post