KOMPAS.com - Di antara ribuan stan pameran di Inacraft 2013, ada satu yang tampil beda. Stan ini berbentuk rumah dengan dekorasi warna senada. Dekorasi ini dibuat dari olahan bekas kemasan minuman. Tidak hanya furnitur, seperti rak, meja, kursi, atau wastafel saja, tapi juga atap gelombang di atasnya.
Sekilas atap gelombang itu tampak seperti kertas daur ulang. Tapi setelah disentuh, bahan itu terasa lebih keras dan tebal. Bentuk jadi dari hasil kerajinannya yang beragam pun membuat takjub. Di wastafel yang diset sedemikian rupa, dua keping bahan eco board yang digunakan juga tahan dari air yang mengalir.
"Kami coba menghadirkan semua koleksi yang kita sudah produksi, dan siapa mengira kalau semua sudah laku. Seperti meja dan rak ini, sisa yang furnitur kecil-kecil saja," ujar Yanto Mulyahardi, Marketing Manager dari PT Sapta Lestari Perdana, di salah satu stan di Inacraft, Jakarta Convention Center, Jumat (26/4/2013) lalu.
Hasil kerajinan itu merupakan olahan dari kemasan minuman berlogo tetra pak. Bahan aluminium foil di dalamnya diolah melalui mesin khusus, menjadi dua bahan utama yakni polylum eco board dan polylum eco roof.
Polyum eco board, seperti disampaikan Yanto, merupakan inovasi pembuatan papan lembaran yang terbuat dari aluminium foil dengan campuran polyethelene tanpa menggunakan bahan campuran kimia lain sehingga aman serta ramah lingkungan.
"Kemasan minuman yang kami pakai biasanya diambil juga dari partner yang sudah kami percayai," ujarnya menambahkan.
Papan lembaran eco board inilah yang kemudian dibentuk menjadi rak piramid, meja, interior rumah, plafon, atau loker. Sementara papan eco roof yang bergelombang bisa menjadi pilihan alternatif untuk atap. Yanto dengan antusias menyampaikan bahwa atap gelombang tersebut tidak mudah hancur dan punya banyak keuntungan lainnya.
Ini menjadi kali pertama bagi Yanto dan Toro Creative yang dipimpinnya ikut serta dalam pameran Inacraft, dan Yanto sangat bersemangat karena produknya mendapat tanggapan positif dari sejumlah pengunjung.
Inacraft berlangsung selama 24-28 April 2013 di Jakarta Convention Center. Menempati area Main Lobby, Assembly Hall, Plenary Hall, Cendrawasih, serta Hall A dan Hall B, pameran kerajinan terbesar ini diikuti sekitar 1.600 perusahaan kerajinan yang menempati 1.218 stan.
Mengambil tema Sentral from Smart Village to Global Market, Inacraft dirancang untuk memfasilitasi produk kerajinan Indonesia naik ke level internasional. Selain pameran kerajinan Indonesia, acara ini juga diramaikan dengan Inacraft Award, dan gelaran seminar industri kerajinan yang inovatif.
Editor :
Dini