KOMPAS.com - Risiko seorang wanita mengidap diabetes akan meningkat selama masa kehamilan. Diabetes semasa kehamilan ini dikenal dengan istilah diabetes mellitus gestasional (DMG). Hal ini pula yang mendasari para dokter menyarankan kepada setiap wanita untuk memeriksakan darahnya di awal masa kehamilan.
Spesialis penyakit dalam dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD mengatakan, pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan oleh semua wanita, terlepas dari risiko tinggi maupun rendah yang dimiliki mereka.
"DMG bisa dialami oleh setiap wanita, sekalipun tidak memiliki risiko sebelum hamil," ujarnya dalam seminar media bertajuk "Diabetes pada Wanita" di Jakarta, Senin (13/5/2013).
Peningkatan risiko DMG, papar Dyah, dikarenakan perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh wanita hamil. Hormon-hormon seperti progesteron, human placenta lactogen, kortisol, dan prolaktin meningkat saat kehamilan. Padahal hormon-hormon tersebut memiliki efek melawan kerja insulin untuk mengubah gula darah menjadi gula otot. Maka, saat hamil gula darah ibu cenderung lebih tinggi.
Dyah menuturkan, saat tidak hamil, wanita makan hanya untuk diri mereka. Jika kebutuhan energi sudah tercukupi, gula darah akan diubah menjadi gula otot. Berbeda dengan saat hamil, janin juga membutuhkan nutrisi, maka gula darah tidak langsung diubah menjadi gula otot, melainkan tetap menjadi gula darah sehingga mudah disalurkan pada janin.
Pemeriksaan darah di awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko wanita mengalami DMG. Jika hasilnya positif, maka diperlukan upaya-upaya tertentu untuk mengontrol kadar gula darah mereka.
"Upaya penanganan diabetes pada ibu hamil berbeda dari penanganan pada umumnya yang menggunakan obat. Obat antidiabetes dapat mempengaruhi kesehatan janin," kata Dyah.
Langkah awal untuk menangani DMG, lanjutnya, yaitu dengan mengubah pola makan dan memperbanyak olahraga. Namun jika belum terlihat perbaikan, maka sebaiknya dilakukan terapi insulin.
Terapi insulin tidak akan memberikan efek negatif bagi janin selama insulin yang digunakan adalah insulin manusia. Insulin manusia memiliki struktur asam amino yang sama dengan yang diproduksi tubuh meskipun dibuat dengan teknik rekayasa genetika.
Sementara jika hasil pemeriksaan negatif, bukan berarti ibu terbebas dari risiko DMG. Dyah mengatakan, pemeriksaan darah sebaiknya diulangi pada saat menjelang trimester ketiga kehamilan, kira-kira saat usia kehamilan 22 hingga 25 minggu.
"Saat itu hormon-hormon kehamilan paling meningkat, sehingga risiko DMG semakin meningkat pula," jelas Dyah.