KOMPAS.com - Keinginan Indonesia untuk menjadi kiblat fashion muslim dunia pada tahun 2020 bukan sekadar wacana. Berbagai program yang disusun untuk menunjukkan kreativitas perancang busana muslim maupun memperkuat industri fashion muslim terus digulirkan. Salah satunya adalah Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFC), yang akan segera digelar mulai 30 Mei - 2 Juni 2013 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.
Tahun-tahun sebelumnya, kegiatan fashion muslim tahunan ini diselenggarakan di dalam mall. Dengan memilih lokasi acara di JCC, artinya IIFF dirancang sebagai event dengan skala yang lebih besar. Selain menghadirkan lebih banyak peserta, yaitu 182 brand dan desainer, IIFC juga dihadirkan dengan konsep yang baru.
Tahun ini, IIFF mengangkat tema "Style Unlimited". Tema ini dipilih karena keinginan untuk merayakan keberagaman material, detail, dan styling pada busana muslim Indonesia. Indonesia begitu kaya inspirasi, baik dari gaya berkerudungnya, siluet, penggunaan material hingga craft-nya. Kekayaan lokal inilah yang akan dieksplorasi dalam event yang telah memasuki tahun keempat ini.
Ada empat elemen utama dalam event ini, yaitu fashion show, pameran, talkshow, dan kompetisi. Acara bincang-bincang dan workshop-nya tentu akan sangat bermanfaat bagi produsen maupun penikmat fashion yang tertarik pada masalah branding dan marketing, juga budaya dalam fashion. Beberapa topik yang akan diangkat adalah prediksi tren 2014, trik promosi melalui media sosial, visual merchandising, hingga teknik membuat detail pada busana, yang dibawakan oleh desainer Irna Mutiara dan Anne Avantie.
Pameran dalam event yang digagas oleh Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC) ini dibagi dalam empat zona yang berbeda, yaitu Start Up, Support Material, Desainer, dan Brand. Start Up menjadi area di mana desainer pemula memperkenalkan karyanya. Di Support Material, para produsen material pendukung industri fashion bisa memamerkan produk renda, kancing, bordir, dan lain-lain. Sedangkan Desainer dan Brand adalah ruang pamer bagi koleksi busana para desainer dan label busana.
Hal baru lainnya, IIFF juga akan menjadi tempat untuk peluncuran buku, lelang baju, dan lomba rancang busana. Peggy Melati Sukma, Anggia Handmade, dan Muhammad Assad dijadwalkan hadir untuk meluncurkan buku mereka. Lalu Dewi Sandra, brand ambassador baru Wardah Cosmetics, akan tampil bernyanyi. Ada pun lomba rancang busana muslim akan digelar oleh majalah NOOR.
"Tahun ini kami memang 'naik kelas'. Kami tidak cuma hadir di mall, dan semakin prestisius. Event ini bukan sekadar seperti pameran di masa Ramadhan yang kental unsur bazaar-nya. Kegiatan ini bukan fokus ke penawaran diskon dari stan-stan yang ada, melainkan secara khusus menunjukkan tren busana muslim Indonesia," jelas Taruna K. Kusmayadi, Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), saat konferensi pers di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (22/5/2013) lalu.
Bukti lain dari besarnya skala kegiatan ini terlihat dari dukungan yang diterima, yaitu dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Perdagangan.
Tidak mengherankan, bila IIFF berharap perhelatan ini kemudian dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui kemampuan kreatif fashion muslim Indonesia ke tingkat dunia. Target lainnya adalah menjadikan IIFF sebagai salah satu tujuan wisata belanja busana muslim bagi Indonesia maupun negara-negara tetangga.
Editor :
Dini