KOMPAS.com - Perancang yang dikenal setia mengolah wastra Indonesia, Stephanus Hamy, tampil sebagai pembuka event mode bertema "Fashiontastic EtnoNesia" yang digelar Pondok Indah Mall 2, Jakarta, Jumat (3/5/2013) lalu. Sebanyak 32 koleksi padupadan rancangan Hamy menggunakan kain tenun dari Nusa Tenggara Timur, khususnya daerah Sikka dan Sumba Timur.
"Kain yang dipakai adalah hasil modifikasi, motifnya sudah dicampur dan lebih sederhana. Koleksinya lebih untuk padupadan. Jadi ciri khasnya bisa dipadupadankan," jelas Sabena, asisten Stephanus Hamy kepada KompasFemale.
Pada pagelaran tersebut memang terlihat permainan mix and match kain tenun dengan celana kulot atau rok overlap yang tetap memberikan sentuhan feminin. Detail dimainkan pada payet warna emas dan aksesori bebatuan.
"Karena segmentasi pemakai busana ini adalah kaum perempuan usia 20 - 55 tahun, jadi kesan elegan dan feminin sangat kental. Koleksi ini memang ditujukan untuk wanita mapan dan karier," imbuhnya.
Mayoritas kain tenun NTT yang diolah Stephanus menghasilkan busana luar seperti blazer. Karena, blazer sangat mudah untuk dipadupadankan dengan jenis pakaian apa pun. Blazer pun dapat membuat si pemakai lebih berkarakter.
Secara keseluruhan, rancangan yang juga memadukan kain songket Bali dan tenun ikat ini simpel dan wearable. Jika tertarik pada koleksi Hamy, Anda bisa mendapatkannya di pameran di area North Skywalk lantai satu Pondok Indah Mall, Jakarta. Untuk koleksinya ini, Hamy mematok harga mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 7 juta.
Editor :
Dini